PBB Desak Pihak-Pihak yang Bertikai di Ukraina Timur Hormati Gencatan Senjata

Duta Besar Ukraina untuk PBB Yuriy Sergeyev di kantor PBB, New York (Foto: dok).

Duta Besar Ukraina untuk PBB Yuriy Sergeyev, di hadapan sidang Dewan Keamanan PBB, mengatakan Rusia dan kelompok separatis yang didukung Rusia di Ukraina Timur bersalah melakukan “pelanggaran keras” perjanjian gencatan senjata.

PBB mendesak seluruh pihak dalam konflik di Ukraina Timur untuk menghormati sepenuhnya perjanjian gencatan senjata yang dicapai awal tahun ini.

Desakan PBB ini disampaikan sewaktu pejabat pertahanan dan diplomat Amerika bertemu hari Jumat (5/6), di markas besar Komando Amerika-Eropa di Stuttgart, Jerman untuk mengkaji keefektifan sanksi-sanksi ekonomi Amerika dan Uni Eropa terhadap Rusia, serta strategi NATO dalam menangkal tindakan lebih jauh yang dilakukan Rusia di Ukraina.

“Kita sedang menghadapi kembali terjadinya konflik yang dalam dan tidak terselesaikan atau meningkatnya pergolakan di beberapa bagian zona konflik itu. Satu skenario pun seharusnya tidak terjadi,” ujar Ketua Urusan Politik PBB Jeffrey Feltman dalam sidang Dewan Keamanan PBB, Jumat (5/6).

Presiden Amerika Barack Obama juga telah berbicara melalui telfon dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko dan menyampaikan keprihatinannya mendalam tentang meningkatnya pertempuran di Ukraina Timur. Gedung Putih menyatakan kedua pemimpin juga menyerukan kepada Rusia untuk mematuhi gencatan senjata yang disepakati pada bulan Februari lalu.

Duta Besar Ukraina Untuk PBB Yuriy Sergeyev, di hadapan sidang Dewan Keamanan PBB, mengatakan Rusia dan kelompok separatis yang didukung Rusia di Ukraina Timur bersalah melakukan “pelanggaran keras” perjanjian gencatan senjata.

Berbicara melalui video telekonferensi dari Kyiv, Wakil Ketua Misi Pengawas Organisasi Kerjasama dan Keamanan Eropa OSCE Alexander Hug mengatakan kepada peserta sidang Dewan Keamanan PBB hari Jumat, senjata-senjata berat telah dipindahkan ke daerah-daerah yang dilarang dalam perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani di Minsk – Belarus itu. Ia menambahkan pelanggaran gencata senjata telah “semakin sering terjadi dan semakin memburuk”.