Kekerasan geng telah membunuh lebih dari 1.500 orang di Haiti sepanjang tahun ini, kata PBB Kamis (28/3). PBB juga menyesalkan aliran senjata yang terus mengalir ke negara di Kepulauan Karibia itu.
PBB menggambarkan situasi di negara yang dilanda kekacauan itu “sangat buruk.”
“Mengejutkan sekali bahwa meskipun situasi di lapangan mengerikan, senjata masih mengalir masuk,” kata Volker Türk, komisaris tinggi PBB urusan HAM, dalam sebuah pernyataan. “Saya menyerukan penerapan embargo senjata yang lebih efektif.”
PBB mengatakan puluhan orang telah digantung oleh apa yang disebut sebagai brigade bela diri tahun ini. Banyak di antara anggota geng adalah pelaku kejahatan, 4.000 di antaranya telah melarikan diri dari dua penjara terbesar di Haiti. “Semua praktik ini keterlaluan dan harus dihentikan sama sekali,” kata Türk.
PBB mengatakan perang antargeng telah meningkat dalam beberapa pekan ini karena kelompok-kelompok bersenjata terlibat dalam gelombang serangan baru, termasuk penyerbuan terhadap kantor-kantor polisi dan bandara internasional.
BACA JUGA: Pemerintah Transisi Haiti Janji Pulihkan Ketertiban NegaraPM Ariel Henry mengumumkan pengunduran dirinya pada 11 Maret. Ia meninggalkan Haiti dan kini berada di teritori AS, Puerto Rico. Geng-geng menghalanginya kembali ke Haiti.
Sebuah dewan kepresidenan transisi yang akan bertanggung jawab memilih perdana menteri baru mengeluarkan pernyataan resmi pertamanya hari Rabu (27/3), berisikan janji untuk memulihkan “ketertiban umum dan demokrasi” di Haiti.
“Kami bertekad untuk menghilangkan penderitaan rakyat Haiti, yang terlalu lama terperangkap antara pemerintahan yang buruk, kekerasan berbagai jenis dan pengabaian terhadap perspektif dan kebutuhan mereka,” kata dewan itu.
Para anggota dewan mengatakan bahwa begitu mereka resmi dilantik, mereka akan membantu “mengembalikan Haiti ke jalur legitimasi, stabilitas dan martabat demokrasi.”
Laporan PBB mendokumentasikan 4.451 pembunuhan tahun lalu dan 1.554 pembunuhan hingga 22 Maret tahun ini. PBB mengatakan sebagian dari pembunuhan itu terjadi di rumah-rumah warga karena adanya dugaan warga sipil yang mendukung polisi atau geng lawan, atau di jalan-jalan yang ramai karena terperangkap baku tembak atau korban penembak jitu. Seorang korban adalah bayi berusia tiga bulan.
Selain itu, kantor HAM PBB mengatakan dengan kurangnya keamanan di Haiti, 528 orang yang dicurigai terkait dengan geng-geng digantung oleh brigade-brigade bersenjata pada tahun lalu dan 59 lainnya tahun ini. [uh/ab]