Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (28/10) mendesak pihak-pihak yang terlibat dalam kesepakatan ekspor biji-bijian untuk memperpanjang pakta itu setelah masa berlaku habis pada pertengahan November.
Perjanjian antara Russia dan Ukraina yang dimediasi PBB itu membuka kembali keran ekspor biji-bijian dari Laut Hitam. Menurut PBB, perpanjangan kesepakatan itu diperlukan untuk membantu ketahanan pangan dunia.
PBB juga menyerukan implementasi penuh perjanjian terkait untuk memastikan agar biji-bijian dan pupuk dari Rusia juga menjangkau pasar global.
“Kami menggarisbawahi urgensi untuk melakukannya demi membantu ketahanan pangan di seluruh dunia dan demi meredam penderitaan yang ditimbulkan oleh krisis biaya hidup global ini pada miliaran orang,” kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA: Bila Berkepanjangan, Perang Ukraina Bisa Berimbas Parah bagi Krisis Global LainnyaDi bawah kesepakatan 22 Juli lalu itu, Ukraina dapat memulai kembali ekspor biji-bijian dan pukul Laut Hitam yang sebelumnya terhentika ketika Rusia menginvasi negara itu 24 Februari lalu. Kesepakatan ekspor Ukraina itu awalnya disepakati untuk berlangsung selama 120 hari.
PBB tengah berupaya untuk memperpanjang kesepakatan itu hingga satu tahun dan memperlancar inspeksi kapal bersama oleh pejabat PBB, Turki, Rusia dan Ukraina. PBB baru-baru ini memperingatkan tumpukan antrean kapal yang belum terinspeksi mencapai lebih dari 150 kapal.
Rusia telah mengkritik kesepakatan itu, dengan mengeluhkan bahwa ekspor negaranya sendiri masih terhambat dan bahwa biji-bijian Ukraina masih belum cukup menjangkau kebutuhan negara-negara yang membutuhkan. Moskow dapat menolak perpanjangan pakta ekspor Ukraina itu selepas November. [rd/ft]