Pihak-pihak yang berperang di Libya telah sepakat untuk memulai kembali pembicaraan gencatan senjata, kata misi PBB di Libya, Senin malam (1/6), setelah pertempuran berpekan-pekan dekat ibu kota, Tripoli, yang diperparah oleh keterlibatan kelompok-kelompok asing bersenjata.
Dalam sebuah pernyataan tertulis yang diposkan daring, Misi Dukungan PBB di Libya (UNSMIL) mengatakan, mereka menyambut rencana kedua pihak yang berperang untuk melanjutkan kembali pembicaraan berdasarkan pertemuan 5+5 – istilah yang merujuk pada pertemuan yang melibatkan lima pejabat tinggi dari masing-masing pihak.
Tentara Nasional Libya (LNA) yang dikomandoi Khalifa Haftar telah melangsungkan serangan sejak April 2019 untuk merebut Tripoli, yang dikuasai Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui masyarakat internasional.
BACA JUGA: Taman di Ibu Kota Libya Dibombardir, Warga Sipil TewasDalam beberapa pekan terakhir, GNA yang didukung Turki, telah berhasil mengusir LNA ke luar dari beberapa wilayah di Barat Laut dan di ibu kota. Namun, LNA yang didukung Uni Emirat Arab, Rusia dan Mesir, mengatakan berhasil merebut kembali beberapa wilayah di antaranya, Senin.
Dua kesepakatan gencatan senjata telah dicapai sebelumnya tahun ini namun pertempuran masih berlanjut. Utusan PBB Ghassan Salame mengundurkan diri Maret lalu dan Dewan Keamanan PBB belum memilih penggantinya sehingga memperumit usaha-usaha perdamaian.
Intervensi asing di Libya telah memperuncing pertempuran di Libya karena melibatkan senjata-senjata berkekuatan dahsyat. Pekan lalu, AS mengatakan, Rusia telah menerbangkan sedikitnya 14 jet tempur ke pangkalan udara LNA di bagian tengah Libya. [ab/uh]