Seorang juru bicara PBB, pada Selasa (29/3), mengatakan tidak ada yang selamat dalam insiden jatuhnya helikopter di Republik Demokratik Kongo timur yang membawa delapan petugas penjaga perdamaian PBB.
Sebelumnya, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan helikopter itu membawa enam orang awak, semuanya merupakan anggota pasukan militer Pakistan, dan dua personel militer - satu dari Serbia dan satu dari Federasi Rusia - ketika helikopter itu jatuh di provinsi Kivu Utara.
BACA JUGA: Korban Tewas dalam Kecelakaan Kereta di Kongo Menjadi 75Dujarric mengatakan kelompok tersebut sedang menjalankan misi pengintaian di daerah Tshanzu, bagian tenggara kota Rutshuru.
“Helikopter itu ke sana untuk memantau situasi di mana telah terjadi pertempuran,” katanya. Ia menolak untuk menyebutkan penyebab kecelakaan itu, dan mengatakan penyelidikan sedang berlangsung.
Misi Stabilisasi PBB di Kongo merilis peta di Twitter yang menunjukkan dengan tepat area kecelakaan.
Secara terpisah, tentara Kongo menuduh kelompok pemberontak M23 menembak jatuh helikopter itu dan mengatakan helikopter tersebut jatuh di wilayah yang dikuasai oleh pemberontak.
Dalam sebuah wawancara dengan VOA, juru bicara M23 Willy Ngoma menuduh tentara menembak jatuh pesawat sambil menembaki pasukan M23.
Kedua belah pihak dalam beberapa hari terakhir terlibat dalam bentrokan di Kivu Utara. Dujarric mengakui adanya bentrokan itu tanpa menyebut siapa yang bersalah dalam kecelakaan tersebut. [my/jm]