PBB menyatakan akan melanjutkan penerbangan kemanusiaan ke Niger, Rabu (15/11), yang tertunda setelah kudeta pada Juli di negara di mana lebih dari empat juta orang membutuhkan bantuan.
“Layanan Penerbangan Kemanusiaan PBB (UNHAS) telah melanjutkan penerbangan domestik pada Rabu,” kata badan kemanusiaan PBB, OCHA, kepada AFP di ibu kota Niger, Niamey.
Kantor OCHA di Jenewa mengatakan pada Selasa petang (14/11), bahwa dimulainya kembali operasi penerbangan domestik mengikuti dicabutnya pembatasan penerbangan domestik, yang diberlakukan setelah para pemimpin militer menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum pada 26 Juli.
Pembukaan kembali ini akan memungkinkan pengiriman bulanan hampir 2,4 ton suplai medis berlanjut, begitu juga evakuasi medis dan para staf kemanusiaan, kata badan PBB itu.
Mereka juga mengatakan, bagaimanapun, mereka juga telah mengantisipasi kesulitan yang dihadapi dalam penyediaan bahan bakar pesawat.
Penerbangan PBB akan membawa suplai bagi daerah-daerah yang luas dan jauh, seperti Diffa di bagian tenggara, di mana ribuan pengungsi Nigeria dan warga Niger telah lari untuk menghindari kekerasan dari kelompok jihadis.
Niger telah menjadi subyek bagi saksi ekonomi yang berat dari Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) sejak militer menggulingkan pemimpin mereka yang dipilih secara demokratis.
Sumber-sumber di lembaga kemanusiaan mengatakan, kargo dalam jumlah besar yang ditujukan untuk Niger masih terhambat di pelabuhan Cotonou di negara tetangganya, Benin, negara anggota ECOWAS yang perbatasannya dengan Niger ditutup setelah kudeta itu.
Selain sanksi, kudeta itu juga dikutuk oleh beberapa negara Barat, banyak di antaranya lebih memutus bantuan dana pembangunan mereka untuk Niger.
Meksipun ada larangan terbang, PBB mengelola operasinya di Niger, setelah kudeta di mana sekitar 4,3 juta rakyat tergantung pada bantuan kemanusiaan. [ns/lt]