Sindikat perdagangan manusia dan penggunaan buruh kerja paksa menghasilkan 32 milyar dolar setahun secara global, di mana hampir sepertiga dari jumlah itu di Asia. Para analis perburuhan dan kejahatan memperkirakan, keuntungan itu bisa mencapai 100 milyar dolar dalam lima tahun mendatang.
Di Bangkok, hari Selasa, Noeleen Heyzer, Sekretaris eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik, mengumumkan usaha baru untuk mengakhiri perdagangan manusia.
Ia mengatakan, "Jangkauan dan ukuran perdagangan manusia sebenarnya sangat besar sehingga kalau kita tidak mengubah cara kita berbisnis, kita tidak akan mampu mengatasi kejahatan antar negara yang serius ini."
Dalam konferensi ekonomi regional, Heyser mengatakan, sektor swasta perlu memainkan peranan, karena mitra-mitra yang biasa, seperti badan-badan PBB dan organisasi-organisasi pelaksana hukum tidak lagi dapat mengatasi kejahatan itu.
Perdagangan manusia di Asia umumnya terdiri dari perempuan dan anak-anak yang dipaksa terjun menjadi pelacu hingga nelayan-nelayan dari Kamboja yang dipaksa bekerja tanpa gaji di kapal-kapal di wilayah itu, dan para pekerja pabrik yang bekerja dengan upah sangat rendah.
UNESCAP atau Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik PBB mendesak perusahaan-perusahaan untuk menanda-tangani Athens Ethical Principles, di mana perusahaan-perusahaan berjanji untuk membantu mendidik masyarakat tentang perdagangan manusia dan menghindari penggunaan buruh yang diperdagangkan. Kira-kira 10.000 perusahaan di dunia telah menanda-tangani protokol itu, tetapi hanya sedikit yang dari Asia.
David Arkless adalah Direktur urusan perusahaan Manpower Group , kantor perusahaan tenaga kerja internasional dan perekrutan. Ia duduk dalam Dewan Organisasi End Human Trafficking Now. Ia mengatakan dalam konferensi, kekuatan-kekuatan ekonomi mendorong masyarakat internasional agar berusaha lebih baik dalam menangani lalu lintas buruh lewat perbatasan.
Arkless mengatakan, "Kami menghadapi masalah yang berlapis-lapis di sini. Kemanusiaan, ekonomi, manusia dan bagaimana demografi mendorong perekonomian dunia. Kita harus mengusahakan agar hal ini segera terkendali, sebelum terlambat. Masalahnya sangat besar."
UNESCAP dan organisasi-organisasi lain juga menyerukan reformasi dalam mempekerjakan buruh migran, termasuk yang berasal dari negara-negara seperti Bangladesh, Filipina, Sri Lanka, dan Pakistan, yang mengandalkan pengiriman uang dari para karyawan yang bekerja di luar negeri.
Arkless mengatakan, memberantas perdagangan manusia akan menguntungkan perusahaan.
Menurutnya, perusahaan dan karyawan di perusahaan itu akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan pegawai akan senang, kalau mereka diperlakukan dengan baik.
Perusahaan-perusahaan mengkhawatirkan reaksi balasan dari konsumen kalau mereka ketahuan mengeksploitasi karyawan.