Utusan PBB untuk Burma meminta kepada semua pihak di negara itu agar berusaha meredakan ketegangan antar-suku setelah kunjungan empat hari di Burma.
Vijay Nambiar, Utusan PBB untuk Burma, mengeluarkan pernyataan hari Kamis setelah kunjungan empat hari di Burma, dimana ia bertemu dengan para pejabat tinggi pemerintah, termasuk Wakil Presiden Sai Mauk Kham.
Utusan PBB untuk Burma meminta kepada semua pihak di negara itu agar berusaha meredakan ketegangan antar-suku, melanjutkan dialog, dan memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat mencapai warga korban kekerasan di negara bagian Kachin dan Rakhine.
Dalam pembicaraan itu, Nambiar memberi garis besar keprihatinan Sekjen PBB Ban Ki-moon atas terus terjadinya serangan di berbagai daerah negara itu, termasuk negara bagian pantai Rakhine dan negara bagian Kachin di Burma utara.
Lebih dari 115 ribu orang penduduk Rakhine telah mengungsi akibat kekerasan yang berhubungan dengan ketegangan antar-suku. Di negara bagian Kachin, kira-kira 75 ribu orang telah meninggalkan rumah mereka sejak pertempuran dimulai bulan Juni tahun 2011, antara pasukan pemerintah dan pemberontak.
Human Rights Watch hari Kamis menuduh tentara Burma melakukan penembakan artileri secara membabi-buta di negara bagian Kachin dan mendesak pemerintah agar menghentikan kekerasan yang telah menewaskan paling sedikit 3 orang sipil pekan lalu, termasuk seorang anak laki-laki berusia 14 tahun.
Presiden Burma Thein Sein telah mengambil beberapa langkah menuju rekonsiliasi antar-suku sejak memangku jabatan bulan Maret tahun 2011, tetapi beberapa komandan angkatan darat telah gagal mematuhi perintahnya.
Utusan PBB untuk Burma meminta kepada semua pihak di negara itu agar berusaha meredakan ketegangan antar-suku, melanjutkan dialog, dan memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat mencapai warga korban kekerasan di negara bagian Kachin dan Rakhine.
Dalam pembicaraan itu, Nambiar memberi garis besar keprihatinan Sekjen PBB Ban Ki-moon atas terus terjadinya serangan di berbagai daerah negara itu, termasuk negara bagian pantai Rakhine dan negara bagian Kachin di Burma utara.
Lebih dari 115 ribu orang penduduk Rakhine telah mengungsi akibat kekerasan yang berhubungan dengan ketegangan antar-suku. Di negara bagian Kachin, kira-kira 75 ribu orang telah meninggalkan rumah mereka sejak pertempuran dimulai bulan Juni tahun 2011, antara pasukan pemerintah dan pemberontak.
Human Rights Watch hari Kamis menuduh tentara Burma melakukan penembakan artileri secara membabi-buta di negara bagian Kachin dan mendesak pemerintah agar menghentikan kekerasan yang telah menewaskan paling sedikit 3 orang sipil pekan lalu, termasuk seorang anak laki-laki berusia 14 tahun.
Presiden Burma Thein Sein telah mengambil beberapa langkah menuju rekonsiliasi antar-suku sejak memangku jabatan bulan Maret tahun 2011, tetapi beberapa komandan angkatan darat telah gagal mematuhi perintahnya.