Perserikatan Bangsa-Bangsa, Minggu (1/5), menyatakan sedang melakukan "operasi jalur aman" untuk mengeluarkan sampai 1.000 warga sipil Ukraina dari pabrik baja yang diblokade oleh pasukan Rusia di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina selatan, yang dilanda perang.
Operasi tersebut, yang dikoordinasikan oleh Komite Palang Merah Internasional bersama pejabat Rusia dan Ukraina, dimulai Sabtu (30/4) di pabrik baja Azovstal. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan tidak memberikan rincian lain agar tidak membahayakan keselamatan operasi penyelamatan itu.
Para pejabat yakin 2.000 pejuang Ukraina lainnya masih berada dalam pabrik itu, di mana mereka bersembunyi dalam kompleks labirin terowongan dan lorong-lorong yang dikepung pasukan Rusia. Sebanyak 100.000 warga sipil Ukraina lainnya mungkin masih berada di kota itu, yang terletak di pantai utara Laut Azov yang dikuasai Rusia setelah kampanye pengeboman selama dua bulan yang berhasil meratakannya.
BACA JUGA: Menlu Rusia: Moskow “Tak Perlu” Bantuan Untuk Amankan Koridor KemanusiaanAwalnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan 46 orang, grup yang terdiri dari 25 orang dan 21 lainnya, dievakuasi, sementara Resimen Azov, unit Ukraina yang mempertahankan pabrik baja itu, mengatakan 20 perempuan dan anak-anak, termasuk di antara yang dievakuasi.
Operasi PBB itu dilakukan ketika Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan enam anggota Kongres dari Partai Demokrat lainnya, Sabtu melakukan kunjungan mendadak ke ibukota Ukraina, Kyiv, untuk pertemuan tiga jam dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy.
Pelosi adalah pejabat tertinggi AS yang mengunjungi Ukraina sejak invasi Rusia 24 Februari yang telah menewaskan ribuan pejuang di kedua pihak dan ribuan warga sipil Ukraina. [my/ka]