PBB Mungkin Adakan Pemungutan Suara untuk Resolusi Insiden Pesawat Ukraina

Foto Steven Noreilde dari Brasschaat, Belgia, salah satu korban penerbangan MH17, tergeletak dekat kaos bola di bandara Schipol, Amsterdam (20/17). (AP/Patrick Post)

Usul resolusi itu menuntut separatis pro-Rusia agar membuka akses ke lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines dan kerjasama penuh semua negara di kawasan itu, termasuk Rusia.

Para diplomat mengatakan Dewan Keamanan PBB mungkin akan menggelar pemungutan suara paling cepat Senin atas proposal resolusi Australia yang menuntut akses internasional ke lokasi jatuhnya pesawat Malaysia di Ukraina dan gencatan senjata di sana.

Separatis pro-Rusia secara luas dituding menyebabkan jatuhnya pesawat tersebut. Washington mengatakan bahwa ada "banyak bukti" Rusia terlibat dalam bencana itu.

Namun Australia dan Rusia mengatakan mereka masih berusaha mengatasi sejumlah perbedaan pendapat utama Minggu malam (20/7). Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk PBB mengatakan Rusia terlibat dalam "taktik menunda yang biasa dilakukan Rusia."

Mark Lyall Grant mengatakan Australia memasukkan amandemen Rusia ke dalam resolusi itu, namun Rusia kini mendapati amandemen tersebut tidak dapat diterima. Grant mengatakan "orang bisa menebak mengapa mereka menginginkan penundaan."

Dewan Keamanan PBB bertemu Minggu malam di markas besarnya di New York untuk mempertimbangkan sebuah resolusi.

Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengirim Menteri Luar Negeri Julie Bishop ke Amerika untuk memimpin upaya lobi untuk resolusi tersebut. Australia kehilangan setidaknya 37 warga negaranya dalam kecelakaan itu.

Menteri Luar Negeri Bishop mengatakan sekarang saatnya untuk berhenti menggunakan jazad para korban sebagai sandera atau pion dalam konflik Ukraina-Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin sekali lagi pada hari Senin mengatakan jatuhnya pesawat tersebut tidak akan terjadi jika Ukraina tidak kembali memicu pertempuran bulan lalu di wilayah itu dengan kaum separatis yang kini menguasai lokasi kecelakaan.

Putin berada di bawah tekanan internasional yang meningkat untuk mengendalikan para pemberontak di Ukraina agar mengizinkan inspektur internasional untuk menyelidiki lokasi itu.

Dia mengatakan bahwa Rusia melakukan semua yang mungkin dilakukan untuk memungkinkan tim ahli dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional PBB untuk menyelidiki TKP.

Usul resolusi itu menuntut separatis pro-Rusia agar membuka akses ke lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines yang mengangkut 298 orang, termasuk 37 warga Australia. Resolusi juga meminta kerjasama penuh semua negara di kawasan itu, termasuk Rusia.

Tetapi Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin mengatakan negaranya khawatir rancangan resolusi itu “tidak secara akurat mencerminkan perlunya investigasi internasional yang tidak memihak.”

Ia mengatakan Rusia mengusulkan agar investigasi dipimpin Organisasi PBB untuk Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Usul resolusi menyambut baik “keputusan ICAO mengirim tim untuk membantu para penyidik Ukraina.”

Resolusi itu juga menuntut agar pemberontak yang menguasai lokasi kejadian itu tidak mengacaukan rongsokan, barang milik dan mayat korban serta menghentikan semua aktivitas militer disana.

Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Rusia berwenang mem-veto resolusi itu.