PBB: Pembicaraan Perdamaian Yaman Dimulai Pekan Depan

Utusan PBB yang mengawasi pembicaraan perdamaian di Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed memberikan keterangan kepada media di ibukota Yaman, Sana'a (foto: dok).

Bentrokan internal dan serangan udara yang diluncurkan Arab Saudi di Yaman sejak Maret lalu, telah menewaskan setidaknya 2.500 warga sipil tahun ini.

Utusan PBB yang mengawasi pembicaraan perdamaian di Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed, hari Senin (7/12) mengumumkan pembicaraan untuk mengakhiri lebih dari satu tahun kekerasan di Yaman akan dimulai 15 Desember.

Ahmed mengatakan, pemerintah dalam pengasingan dan pemberontak Houthi yang menguasai ibukota, akhir tahun lalu berkomitmen ikut dalam negosiasi perdamaian di Swiss pekan depan. Pejabat-pejabat Kongres Rakyat Umum, yang setia pada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, juga diperkirakan hadir dalam pertemuan tersebut.

Ahmed mengatakan ia "hampir pasti" gencatan senjata sementara akan diberlakukan pada awal pembicaraan.

"Semua orang tampaknya menyambut ide bahwa kita akan melakukan gencatan senjata," ujar Ahmed. Ia menambahkan, Arab Saudi setuju untuk menghentikan serangan udaranya menjelang pertemuan itu jika Presiden Yaman Abd Rabbu Mansour Hadi setuju.

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mengatakan, bentrokan internal dan serangan udara yang diluncurkan Arab Saudi sejak Maret lalu telah menewaskan setidaknya 2.500 warga sipil tahun ini.

Presiden Yaman Abd Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional lari ke Arab Saudi, meninggalkan negara yang lumpuh oleh konflik. WHO melaporkan, dalam bulan Oktober, pertempuran sudah merebak ke 21 dari 22 provinsi di negara itu, memicu krisis kesehatan dan kemanusiaan yang telah memaksa ribuan warga Yaman meninggalkan negara itu. [ka/ii]