Tanggal 29 Mei adalah Hari Internasional Penjaga Perdamaian PBB yang diperingati setiap tahun untuk menghormati lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki yang dikenal di seluruh dunia sebagai "Blue Helmets” atau Helm Biru.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan Blue Helmets "merupakan manifestasi ciri terbaik dari solidaritas global, dengan keberanian bertugas di lingkungan berbahaya guna menjamin keamanan di beberapa wilayah dunia yang paling rentan."
Awal bulan ini, Ban meletakkan karangan bunga di luar markas PBB di New York untuk menghormati 3.400 tentara pasukan penjaga perdamaian yang tewas sejak misi pertama pada tahun 1948.
Para pejabat PBB mengatakan dalam setahun terakhir, misi penjaga perdamaian telah menghadapi banyak tantangan, termasuk melindungi 200 ribu warga sipil di Sudan Selatan yang menyelamatkan diri ke markas PBB, dan tim penjaga perdamaian juga membantu Republik Afrika Tengah melaksanakan pemilihan presiden yang sukses.
Selain menjaga perdamaian, Blue Helmets juga menangani masalah ranjau darat dan sisa-sisa sisa perang yang berpotensi membunuh atau mencederai ribuan warga sipil.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry memperingati hari tersebut dengan pernyataan yang mempertegas komitmen AS terhadap apa yang disebut "peran yang sangat diperlukan" dari pasukan penjaga perdamaian PBB.
Ia juga mengatakan AS sangat prihatin dengan kasus pelecehan seksual oleh sejumlah petugas penjaga perdamaian, dengan menambahkan bahwa insiden tersebut hanya menodai prestasi Blue Helmets yang bertugas demi kehormatan.
Misi pertama penjaga perdamaian PBB dilakukan tahun 1948 untuk memantau gencatan senjata antara Israel dan negara-negara tetangga Arabnya. Misi itu disebut Organisasi Pengawasan Gencatan Senjata PBB dan sampai saat ini masih berlangsung. [zb]