PBB Perpanjang Mandat Pasukan NATO di Afghanistan untuk Terakhir Kali

Tentara Amerika yang merupakan bagian dari pasukan bantuan keamanan NATO tiba di tempat serangan bunuh diri di Maidan Shar, ibukota provinsi Wardak, Afghanistan (8/9).

Resolusi Dewan Keamanan menyebutkan bahwa situasi di Afghanistan masih merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan suara bulat pada Kamis (10/10) memutuskan untuk memperpanjang mandat pasukan yang dipimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan untuk terakhir kalinya, sebelum pasukan tersebut mengalihkan tanggung jawab penuh keamanan ke pasukan Afghanistan pada akhir 2014.

Resolusi Dewan Keamanan itu menyebutkan bahwa situasi di Afghanistan masih merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional.

Dewan Keamanan menyatakan keprihatinan serius mengenai keamanan di Afghanistan, merujuk pada masih berlanjutnya kekerasan dan kegiatan teror yang dilakukan Taliban, al-Qaida serta kelompok-kelompok ekstremis dan ilegal lain maupun para penjahat dan mereka yang terlibat dalam perdagangan gelap narkoba.

Taliban telah meningkatkan serangan-serangannya dalam beberapa bulan belakangan sambil berusaha memanfaatkan momen penarikan pasukan asing. Pada Juni, pasukan Afghanistan memimpin tanggung jawab keamanan di negara itu, membuat Pasukan Bantuan Internasional (ISAF) yang dipimpin NATO hanya melakukan peran pendukung.

ISAF telah mengurangi kekuatannya secara dramatis sementara bersiap-siap meninggalkan negara itu, dari 130.000 tentara dua tahun silam menjadi sekitar 87.200 orang pada 1 Agustus lalu, termasuk di antaranya 60.000 tentara Amerika.

Dewan Keamanan memperpanjang mandat ISAF hingga 31 Desember 2014, hari terakhir pengalihan tanggung jawab keamanan penuh kepada pemerintah Afghanistan.