Operasi bantuan PBB dari Turki ke daerah-daerah yang dikuasai oposisi di barat laut Suriah, kini dilanjutkan selama enam bulan, dengan kemungkinan tambahan enam bulan, setelah wewenangnya berakhir hari Minggu (10/7) karena ada ketidaksepakatan di dalam Dewan Keamanan PBB.
“Kini yang paling penting adalah bahwa dewan, dengan resolusi ini menjaga mekanisme lintas perbatasan tetap terbuka dan beroperasi,” kata Duta Besar Irlandia Geraldine Byrne Nason. “Bantuan kemanusiaan ini terus menjangkau mereka yang membutuhkan,” ujarnya.
Irlandia dan Norwegia memegang catatan kemanusiaan Suriah di dewan dan memimpin negosiasi yang sulit.
BACA JUGA: Sekjen PBB Ingatkan Kewajiban Moral untuk Lanjutkan Bantuan bagi Pengungsi SuriahNason menambahkan, “Kami juga memahami, sebagian besar dewan berpandangan sama dan para pelaku kemanusiaan di lapangan, bahwa mandat 12 bulan diperlukan.”
Meskipun penyeberangan perbatasan akan tetap terbuka untuk tim kemanusiaan selama enam bulan lagi, pada dasarnya hasilnya adalah kemenangan diplomatik bagi Rusia. Moskow menggunakan hak vetonya di dewan hari Jumat, untuk memblok perpanjangan operasi selama satu tahun, sesuatu yang didukung oleh 13 dari ke 15 anggota dewan sementara China abstain.
Kompromi akhir mengadopsi 6 bulan ditambah 6 bulan yang diusulkan oleh Rusia, tetapi juga mencakup permintaan dari anggota dewan lainnya, bahwa sekretaris jenderal PBB menyusun sebuah “laporan khusus tentang kebutuhan kemanusiaan di Suriah” sebulan sebelum perpanjangan berakhir pada Januari.
Amerika, Inggris dan Prancis abstain dalam pemungutan suara Senin karena tidak puas dengan perpanjangan enam bulan itu. [ps/jm]