PBB Serukan Permohonan Bantuan $4,27 Miliar untuk Yaman

Suasana di kamp darurat untuk pengungsi internal (IDP) di Aden, Yaman 15 Maret 2022. (REUTERS/Fawaz Salman)

PBB akan menyerukan permohonan bantuan sebesar $ 4,27 miliar untuk Yaman dalam upaya meringankan apa yang digambarkannya sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Badan dunia itu mengatakan 161.000 orang kemungkinan akan mengalami kelaparan di sana pada 2022.

Seruan itu akan disampaikan, Rabu (16/3), dalam konferensi virtual yang diselenggarakan bersama oleh Swedia dan Swiss. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akan berbicara kepada para donor tentang kebutuhan mendesak negara termiskin di dunia Arab itu.

Konferensi ini diadakan saat perhatian dunia dicengkeram oleh perang di Ukraina, yang seolah melupakan krisis-krisis kemanusiaan lainnya yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Konferensi tahun lalu hanya mengumpulkan sekitar $1,7 miliar untuk Yaman dari $3,85 miliar yang diminta PBB, ketika pandemi virus corona dan dampaknya menghantam ekonomi di seluruh dunia. Sekjen PBB menyebut hasil tahun 2021 “mengecewakan''.

Seorang anak perempuan menggendong anak kecil melalui kemah-kemah sementara untuk para pengungsi (IDP) di Aden, Yaman, 15 Maret 2022. (REUTERS/Fawaz Salman)

Perang Yaman dimulai pada 2014 ketika pemberontak Houthi yang didukung Iran merebut ibu kota, Sanaa, dan sebagian besar wilayah utara negara itu. Koalisi yang dipimpin Saudi dan didukung AS melakukan intervensi beberapa bulan kemudian untuk mengusir para pemberontak dan memulihkan pemerintah yang diakui secara internasional.

Konflik dalam beberapa tahun terakhir menjadi perang proksi regional yang telah menewaskan lebih dari 150.000 orang, termasuk lebih dari 14.500 warga sipil. Perang itu juga telah menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Jutaan orang kekurangan pangan dan tidak dapat mengakses layanan medis.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, atau OCHA, telah memperingatkan bahwa total 19 juta orang diperkirakan akan menghadapi kerawanan pangan akut pada paruh kedua tahun ini, meningkat sekitar 20 persen dibandingkan dengan enam bulan pertama tahun 2021. Dari jumlah itu, 161.000 orang kemungkinan akan mengalami kelaparan, katanya. [ab/uh]