Sistem pangan dan pertanian menambah sedikitnya $10 triliun “biaya tersembunyi” pada perekonomian dunia setiap tahunnya, akibat asupan makanan yang tidak sehat, emisi, dan kekurangan gizi, kata badan PBB pada hari Senin.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengatakan, pihaknya melakukan analisis di 154 negara untuk menentukan dampak “sebenarnya” dari sistem pertanian pangan.
Menurut perkiraan FAO, biaya tersembunyi yang dihitung secara global bernilai sekitar $12,7 triliun pada tahun 2020, mewakili hampir 10 persen dari produk domestik bruto dunia.
“Masa depan sistem pertanian pangan dan tentu saja planet kita bergantung pada kesediaan kita untuk mengakui kerugian yang sebenarnya dan memahami bagaimana kita semua turut menjadi penyebabnya,” kata Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu.
Agrifood systems have hidden costs. We all pay them, but not equally.For the first time, @FAO calculated the environmental, health and social hidden costs in agrifood systems for 154 countries.Read more to learn about the #TrueCostofFood 👇🧵#SOFA2023 #TrueCostAccounting pic.twitter.com/KPSzVdlXpN
— Food and Agriculture Organization (@FAO) November 6, 2023
Studi itu mendapati, 73 persen biaya tersembunyi terkait pola makan buruk yang sarat dengan makanan olahan, lemak dan gula, sehingga menyebabkan obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes. FAO mengatakan, dampaknya termasuk hilangnya produktivitas tenaga kerja.
Negara-negara berpendapatan rendah merupakan pihak yang paling terdampak dari biaya-biaya tersembunyi ini, yang mencapai 27 persen dari PDB mereka, dibandingkan dengan 11 persen di negara-negara berpendapatan menengah dan kurang dari delapan persen di negara-negara kaya. [ps/ka]