Ketua Badan Kemanusiaan PBB, Valerie Amos menggambarkan situasi yang sangat buruk saat meninjau kemah penampungan pengungsi Muslim Rohingnya di Rakhine, Burma, Kamis (6/12).
Ketua Badan Kemanusiaan PBB, Valerie Amos menggambarkan situasi yang sangat buruk saat meninjau kamp-kamp pengungsi Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine, Burma barat, Kamis (6/12).
Menurut Valerie Amos, ribuan orang berjubel di tempat penampungan pengungsi yang jauh di bawah standar dan berjubel, dengan sanitasi yang buruk.
PBB mengatakan lebih dari 115 ribu orang telah mengungsi di seluruh Rakhine setelah kekerasan antara Muslim dan penganut Buddha pecah bulan Juni. Kekerasan pecah lagi bulan Oktober, menewaskan puluhan orang dan menghancurkan ribuan rumah.
Walaupun kekerasan maut itu telah mereda, Amos mengatakan ketegangan antara kedua golongan itu tetap sangat tinggi dan banyak dari mereka hidup dalam ketakutan. Valerie Amos mengatakan terkejut saat mengetahui bahwa tentara Burma menjaga agar kedua golongan itu berjauhan dalam upaya menegakkan ketentraman di wilayah itu.
Organisasi-organisasi HAM telah mengecam Burma karena mengingkari banyak hak azasi Rohingya, termasuk kewarga-negaraan. Amos mengatakan hari Kamis bahwa banyak orang Rohingya yang mengungsi tidak mempunyai pekerjaan, anak-anak tidak bersekolah dan tidak dapat meninggalkan kamp-kamp pengungsi karena pembatasan gerakan mereka.
Menurut Valerie Amos, ribuan orang berjubel di tempat penampungan pengungsi yang jauh di bawah standar dan berjubel, dengan sanitasi yang buruk.
PBB mengatakan lebih dari 115 ribu orang telah mengungsi di seluruh Rakhine setelah kekerasan antara Muslim dan penganut Buddha pecah bulan Juni. Kekerasan pecah lagi bulan Oktober, menewaskan puluhan orang dan menghancurkan ribuan rumah.
Walaupun kekerasan maut itu telah mereda, Amos mengatakan ketegangan antara kedua golongan itu tetap sangat tinggi dan banyak dari mereka hidup dalam ketakutan. Valerie Amos mengatakan terkejut saat mengetahui bahwa tentara Burma menjaga agar kedua golongan itu berjauhan dalam upaya menegakkan ketentraman di wilayah itu.
Organisasi-organisasi HAM telah mengecam Burma karena mengingkari banyak hak azasi Rohingya, termasuk kewarga-negaraan. Amos mengatakan hari Kamis bahwa banyak orang Rohingya yang mengungsi tidak mempunyai pekerjaan, anak-anak tidak bersekolah dan tidak dapat meninggalkan kamp-kamp pengungsi karena pembatasan gerakan mereka.