Aksi potong rambut sampai habis atau cukur gundul dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) PDI Perjuangan Jawa Timur, sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas kemenangan pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla, hasil hitung cepat oleh sebagian besar lembaga survey di Indonesia.
Suparminto salah seorang Satgas PDI Perjuangan Jawa Timur yang melakukan aksi cukur rambut hingga gundul mengatakan, kemenangan Jokowi sebagai Presiden diharapkan dapat membawa bangsa dan rakyat Indonesia menjadi lebih baik.
“Kalau cukur rambut ini tidak saya rencanakan tapi spontanitas, (karena) bapak Jokowi menjadi Presiden kita. Kita jadi bersyukur dan kita punya kebanggaan untuk potong rambut, dan kita untuk kenang-kenangan pak Jokowi jadi Presiden, saya potong rambut sampai bersih," kata Suparminto.
"Harapannya, ke depan Indonesia bisa baik dan bersih. Kita menunggu-nunggu pemimpin yang jujur untuk Indonesia kedepan baik dan mulia,” lanjutnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Hasil Real Quick Count Tim Kampanye Provinsi Jawa Timur untuk Jokowi-JK menyebutkan perolehan suara pasangan Jokowi-JK meraih 59,46 persen, sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memperoleh 40,54 persen suara.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sirmadji Tjondropragolo mengatakan, kemenangan Jokowi-JK di Jawa Timur merupakan hasil kerja keras semua pihak yang mendukung visi misi pasangan Jokowi-JK.
“Itu semua tercapai oleh karena, baik partai maupun masyarakat yang tergabung dalam relawan dan juga berbagai ormas. Ormas yang mempunyai aspirasi yang klop dengan pak Jokowi-JK, itu kompak bersama-sama untuk mensosialisasikan track record, mensosialisasikan program dari pak Jokowi-JK, termasuk menepis segala macam isu, fitnah dan lain sebagainya," kata Sirmadji Tjondropragolo.
"Alhamdulillah akhirnya rakyat Jawa Timur memberikan kepercayaannya kepada pak Jokowi-JK, terima kasih kepada seluruh rakyat Jawa Timur,” tambahnya.
Sirmadji menegaskan akan terus memantau proses penghitungan suara secara manual sejak dari TPS hingga KPU, agar tidak sampai terjadi permainan curang yang mencederai demokrasi.
“Kita akan terjunkan tim kita untuk mengecek, memonitor, dan menghimpun C-1 sebagai dokumen otentik di dalam penghitungan, sehingga dengan demikian tidak ada siapapun yang akan bermain-main dengan suara rakyat,” jelas Sirmadji Tjondropragolo.