Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa (4/11) memecat menteri pertahanannya yang populer, Yoav Gallant, dalam pengumuman mengejutkan yang muncul saat negara itu terlibat dalam perang di berbagai medan perang.
Netanyahu dan Gallant telah berulang kali berselisih pendapat mengenai perang di Gaza. Namun, Netanyahu menghindari pemecatan saingannya itu. Netanyahu menyebut “kesenjangan yang signifikan” dan “krisis kepercayaan” antara kedua orang itu dalam pengumumannya pada Selasa malam.
“Di tengah perang, lebih dari sebelumnya, kepercayaan penuh dibutuhkan antara perdana menteri dan menteri pertahanan,” kata Netanyahu. “Sayangnya, meskipun pada bulan-bulan pertama kampanye ada kepercayaan seperti itu dan ada pekerjaan yang sangat membuahkan hasil, selama bulan-bulan terakhir kepercayaan ini retak antara saya dan menteri pertahanan.”
BACA JUGA: Pejabat WHO: Israel Terus ’Hambat’ Akses Kemanusiaan ke GazaPada hari-hari awal perang, kepemimpinan Israel menampilkan front persatuan saat menanggapi serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Namun, seiring dengan berlanjutnya perang yang merambat ke Lebanon, perbedaan kebijakan utama telah muncul. Sementara Netanyahu menyerukan tekanan militer lanjutan terhadap Hamas, Gallant mengambil pendekatan yang lebih pragmatis, dengan mengatakan bahwa kekuatan militer telah menciptakan kondisi yang diperlukan untuk kesepakatan diplomatik yang dapat membawa pulang sandera yang ditawan oleh kelompok militan tersebut.
Gallant, mantan jenderal yang telah mendapatkan rasa hormat publik dengan kepribadiannya yang keras dan tanpa basa-basi, mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Keamanan negara Israel selalu, dan akan selalu menjadi, misi hidup saya.”
Gallant telah mengenakan kemeja berkancing hitam sederhana selama perang sebagai tanda kesedihan atas serangan 7 Oktober dan mengembangkan hubungan yang kuat dengan mitranya dari AS, Menteri Pertahanan Lloyd Austin.
Upaya Netanyahu sebelumnya untuk memecat Gallant pada Maret 2023 memicu protes jalanan yang meluas terhadap Netanyahu. Dia juga ingin memecat Gallant selama musim panas tetapi menundanya hingga pengumuman hari Selasa ini.
BACA JUGA: Otoritas Israel Selidiki Dugaan Kebocoran Intelijen Gaza oleh Ajudan NetanyahuGallant akan digantikan oleh Menteri Luar Negeri Israel Katz, seorang loyalis Netanyahu dan menteri Kabinet veteran yang merupakan perwira junior di militer. Gideon Saar, mantan saingan Netanyahu yang baru-baru ini bergabung kembali dengan pemerintah, akan mengambil alih jabatan urusan luar negeri.
Netanyahu memiliki sejarah panjang dalam menetralisir para pesaingnya. Dalam pernyataannya, dia mengklaim telah melakukan “banyak upaya” untuk menjembatani kesenjangan dengan Gallant.
“Namun, kesenjangan itu terus semakin lebar. Kesenjangan itu juga diketahui publik dengan cara yang tidak dapat diterima, dan lebih buruk dari itu, perbedaan itu diketahui musuh. Musuh kita mengetahuinya dan memperoleh banyak manfaat darinya,” kata Netanyahu. [lt/ab]