Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) baru-baru ini mengeluarkan pedoman baru untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak. Rekomendasinya mencakup pengobatan lebih dini kepada lebih banyak perempuan dan meneruskan pengobatan itu seumur hidup.
Pedoman itu mendapat dukungan dari kelompok bantuan medis Doctors Without Borders, yang juga dikenal sebagai MSF. Seorang pejabat tinggi MSF mengatakan memperbarui pengobatan bagi ibu hamil yang positif mengidap HIV sangat masuk akal.
“HIV pada bayi yang lahir dari ibu pengidap HIV merupakan masalah besar di negara-negara berkembang. Ada sekitar 2 juta anak pengidap HIV di Negara-negara berkembang, sedangkan di Inggris, misalnya, hanya ada 70. Jadi, kita hampir berhasil mengentaskan masalah ini di dunia Barat, tetapi di negara-negara berkembang masih merupakan masalah besar,” demikian disampaikan Dr. Nathan Ford, koordinator bantuan medis MSF. Dia mengatakan meskipun itu berarti memberi para perempuan itu obat antiretroviral seumur hidup, itu benar-benar akan menyederhanakan pengobatan di daerah pedesaan.
“Rekomendasi sebelumnya adalah bahwa perempuan hamil yang positif mengidap HIV supaya diberikan obat-obatan antiretroviral selama kehamilan, tetapi jika mereka tidak membutuhkan obat-obatan itu untuk kesehatan mereka sendiri, maka setelah melahirkan, mereka boleh berhenti minum obat-obatan itu. Mereka baru akan mengkonsumsinya kembali jika mereka hamil lagi atau jika mereka sangat sakit – terjadi penurunan dalam sistem kekebalan tubuh - lalu mereka akan mulai mengkonsumsi obat-obatan itu demi kesehatan mereka sendiri.”
Seringkali faktor penentunya adalah ketika jumlah sel sistem kekebalan CD4 kurang dari 200. Pada keadaan itu, HIV hampir berkembang menjadi AIDS dan memungkinkan infeksi-infeksi menyerang tubuh. Pedoman yang sekarang ini menganjurkan agar obat-obatan diberikan ketika sistem kekebalan tubuh masih sehat.
Dr. Ford juga mengatakan, “Rekomendasi baru ini sangat menganjurkan bahwa salah satu opsi yang tersedia bagi negara-negara adalah bahwa perempuan hamil yang positif agar mulai mengkonsumsi obat-obatan antiretroviral terlepas dari tingkat kekebalan mereka dan terus mengkonsumsi obat-obatan itu seumur hidup. Itu berarti mereka tidak perlu memulai minum obat, berhenti lalu memulai kembali.”
Pengobatan yang tidak teratur dapat menyebabkan kekebalan terhadap obat, atau pengobatan mungkin sudah terlambat untuk melindungi bayi.
Koordinator kelompok bantuan medis Doctors Without Borders mengatakan jutaan perempuan dapat mengambil manfaat dari pedoman pengobatan baru ini.
“HIV pada bayi yang lahir dari ibu pengidap HIV merupakan masalah besar di negara-negara berkembang. Ada sekitar 2 juta anak pengidap HIV di Negara-negara berkembang, sedangkan di Inggris, misalnya, hanya ada 70. Jadi, kita hampir berhasil mengentaskan masalah ini di dunia Barat, tetapi di negara-negara berkembang masih merupakan masalah besar,” demikian disampaikan Dr. Nathan Ford, koordinator bantuan medis MSF. Dia mengatakan meskipun itu berarti memberi para perempuan itu obat antiretroviral seumur hidup, itu benar-benar akan menyederhanakan pengobatan di daerah pedesaan.
“Rekomendasi sebelumnya adalah bahwa perempuan hamil yang positif mengidap HIV supaya diberikan obat-obatan antiretroviral selama kehamilan, tetapi jika mereka tidak membutuhkan obat-obatan itu untuk kesehatan mereka sendiri, maka setelah melahirkan, mereka boleh berhenti minum obat-obatan itu. Mereka baru akan mengkonsumsinya kembali jika mereka hamil lagi atau jika mereka sangat sakit – terjadi penurunan dalam sistem kekebalan tubuh - lalu mereka akan mulai mengkonsumsi obat-obatan itu demi kesehatan mereka sendiri.”
Seringkali faktor penentunya adalah ketika jumlah sel sistem kekebalan CD4 kurang dari 200. Pada keadaan itu, HIV hampir berkembang menjadi AIDS dan memungkinkan infeksi-infeksi menyerang tubuh. Pedoman yang sekarang ini menganjurkan agar obat-obatan diberikan ketika sistem kekebalan tubuh masih sehat.
Dr. Ford juga mengatakan, “Rekomendasi baru ini sangat menganjurkan bahwa salah satu opsi yang tersedia bagi negara-negara adalah bahwa perempuan hamil yang positif agar mulai mengkonsumsi obat-obatan antiretroviral terlepas dari tingkat kekebalan mereka dan terus mengkonsumsi obat-obatan itu seumur hidup. Itu berarti mereka tidak perlu memulai minum obat, berhenti lalu memulai kembali.”
Pengobatan yang tidak teratur dapat menyebabkan kekebalan terhadap obat, atau pengobatan mungkin sudah terlambat untuk melindungi bayi.
Koordinator kelompok bantuan medis Doctors Without Borders mengatakan jutaan perempuan dapat mengambil manfaat dari pedoman pengobatan baru ini.