Associated Press melaporkan bahwa baik pejabat negara bagian maupun federal Rabu (12/5) berusaha keras untuk menciptakan rute alternatif untuk mendistribusikan bahan bakar di Amerika tenggara. Sebuah peretasan terhadap jaringan pipa terbesar Amerika menyebabkan kepanikan para pengemudi kendaraan dan menyebabkan orang membanjiri 1.000 pompa bensin sehingga mereka kehabisan persediaan.
Saat ini belum terjadi kekurangan bahan bakar, demikian dikatakan oleh pejabat pemerintah dan analis energi, tetapi jika penutupan jaringan pipa Colonial terus berlangsung melewati minggu ini, maka hal itu bisa menyebabkan gangguan pada distribusi bahan bakar.
BACA JUGA: Jaringan Pipa Distribusi Minyak AS Belum Beroperasi Akibat Serangan SiberColonial pipeline mendistribusikan sekitar 45 % bahan bakar yang dikonsumsi di Pesisir Timur, dan pada Jumat lalu terkena serangan siber oleh peretas yang mengunci sistem komputer mereka dan menuntut imbalan uang untuk membukanya kembali.
Serangan ini menimbulkan keprihatinan dengan kerentanan infrastruktur penting Amerika.
Jaringan pipa ini melintas dari Gulf Coast di selatan sampai ke kawasan metropolitan New York, tetapi negara-negara bagian di tenggara lebih bergantung pada jaringan pipa ini untuk persediaan bahan bakar.
Bagian Amerika lainnya memiliki lebih banyak sumber, misalnya sejumlah besar bahan bakar di timur laut dilayani oleh kapal-kapal tanker.
Sebagian cukup besar dari jaringan pipa ini sudah mulai beroperasi secara manual pada Senin sore, dan Colonial mengantisipasi akan memulai kembali sebagian besar operasinya pada akhir minggu ini, demikian dikatakan oleh Menteri Energi AS, Jenifer Granholm pada Selasa.
Tetapi gangguan kali ini berlangsung pada saat di mana warga Amerika mulai banyak melakukan perjalanan dengan suhu udara yang lebih hangat, dan khususnya ketika negara ini mulai bergiat lagi pasca-pandemi. [jm/lt]