Sejumlah pejabat militer dan pertahanan AS semakin khawatir dengan menguatnya hubungan yang terjalin antara China dan Rusia di mana keduanya mungkin berupaya menantang persatuan Barat, yang pada akhirnya mengubah keseimbangan kekuatan di panggung dunia.
Komandan pasukan AS untuk wilayah Indo-Pasifik mengatakan kepada anggota Komisi Angkatan Bersenjata DPR, bahwa perkembangan hubungan yang terjalin antara Beijing dan Moskow adalah “bagian besar” dari apa yang membuat kondisi saat ini menjadi “paling berbahaya yang pernah saya lihat dalam 40 tahun sejak saya bertugas.”
“Kerja sama kedua negara otoriter itu menempatkan kita pada situasi keamanan yang berbeda,” kata Laksamana John Aquilino dalam pertemuan yang digelar pada Rabu (20/3) di Washington.
“Menurut saya, [hubungan] ini adalah cara untuk melawan perluasan aliansi Amerika Serikat dan kemitraan dengan sekutu serta mitra kami yang berpikiran sama di kawasan,” katanya.
Dan munculnya tanda-tanda perluasan kerja sama dengan Korea Utara dan Iran, di saat kedua negara itu berupaya memasok senjata ke Rusia dalam invasinya ke Ukraina, “ini seharusnya menjadi perhatian seluruh dunia,” tambah Aquilino.
BACA JUGA: Grup Bisnis Eropa: Berbisnis di China Semakin SulitPara pejabat Pentagon telah lama berusaha menggambarkan China dan Rusia sebagai dua negara yang berbeda, dengan menggambarkan kemampuan militer Beijing yang semakin meningkat dan kemauannya untuk menggunakan kapasitas itu sebagai tantangan, sementara Rusia dan tindak-tanduknya digambarkan sebagai sebuah ancaman.
Namun Aquilino menggambarkan hubungan antara China, Rusia, Korea Utara, dan Iran sebagai “poros kejahatan” yang baru lahir.
“Kita harus bertindak sebagaimana mestinya,” katanya.
Ely Ratner, asisten sekretaris Departemen Pertahanan untuk urusan keamanan Indo-Pasifik, menganut pandangan yang sama bahwa perkembangan situasi yang terjadi di Eropa dan Indo-Pasifik semakin terkait.
“Penting untuk menggarisbawahi bahwa membela Ukraina akan pula memperkuat upaya pencegahan di Indo-Pasific,” ujarnya kepada para anggota DPR. “Sikap tersebut akan menunjukkan bahwa ada kerugian dan konsekuensi dari kekejaman seperti [yang terjadi di Ukraina], dan dunia yang bebas akan bersatu pada [melawannya].” [ps/ka/rs]