Para pejabat keamanan AS bersiap menghadapi serangan gencar dari operasi-operasi yang hendak mempengaruhi dan bergerak cepat dari berbagai pihak yang bermusuhan. Tindakan itu bertujuan mempengaruhi pemilihan presiden AS mendatang.
Direktur FBI, Christopher Wray menyampaikan peringatan terbaru tentang upaya untuk mencampuri urusan pemilih Amerika, ketika mereka memutuskan siapa yang harus mereka dukung saat mereka ke TPS-TPS pada bulan November mendatang. Wray mengatakan pada pertemuan profesional keamanan pada hari Kamis (29/2), bahwa teknologi seperti kecerdasan buatan telah mengubah lingkup atau lansekap ancaman.
“Pada siklus pemilu kali ini, AS akan menghadapi lebih banyak musuh yang bergerak dengan lebih cepat dan dimungkinkan oleh teknologi baru,” kata Wray.
“Kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI) misalnya, menurunkan rintangan, sehingga memudahkan bagi musuh asing baik yang canggih maupun kurang canggih untuk terlibat dalam mempengaruhi secara jahat sambil melakukan upaya pengaruh asing oleh pemain lama dan baru, menjadi lebih realistis dan sulit dideteksi.”
BACA JUGA: Algoritma Media Sosial: Seberapa Besar Pengaruhi Pemilu Indonesia?Peringatan itu sejalan dengan kecemasan yang diangkat pada awal pekan ini oleh seorang anggota kongres terkemuka dan Gedung Putih, yang keduanya secara khusus menyoroti Rusia.
“Saya khawatir kita kurang siap menghadapi campur tangan asing dalam pemilu tahun 2024 dibandingkan tahun 2020,” kata Mark Warner, ketua
Komite Intelijen Senat, dalam konferensi keamanan siber pada hari Selasa.
Minggu lalu, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan pada acara “Meet the Press” di stasiun TV NBC bahwa ada “banyak alasan untuk khawatir.”
“Ada sejarah di sini dalam pemilihan presiden usaha mempengaruhi oleh badan intelijen Federasi Rusia,” tambah Sullivan. [ps/jm]