Pejabat Austria: Penyerang di Wina Simpatisan ISIS

Polisi memeriksa mobil di lokasi setelah terdengar suara tembakan, di Wina, Senin, 2 November 2020. (Foto: AP)

Para pejabat Austria Selasa (3/11) mengatakan seorang pelaku serangan di Wina, Austria, yang menewaskan sedikitnya empat orang dan mencederai 14 lainnya, adalah simpatisan ISIS.

Menteri Dalam Negeri Karl Nehammer mengatakan kepada wartawan, “Kami mengalami serangan tadi malam oleh sedikitnya satu teroris Islamis. Ini adalah situasi yang belum pernah kita alami lagi selama puluhan tahun di Austria.”

Ia mengatakan penyerang bersenjatakan senapan serbu dan mengenakan rompi bom bunuh diri palsu. Ia menambahkan dalam pernyataannya kemudian kepada kantor berita Austria APA bahwa penyerang tahun lalu divonis bersalah karena berusaha ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

Polisi menembak mati penyerang itu. Nehammer mengatakan pencarian sedang berlangsung pada hari Selasa untuk mengetahui apakah ada orang lain yang terlibat dalam serangan tersebut.

Menteri Dalam Negeri Karl Nehammer berpidato di depan media di Wina, Austria, 13 Maret 2020. (Foto: REUTERS/Leonhard Foeger)

“Sekarang ini kami tidak dapat mengesampingkan bahwa masih ada para penyerang lainnya di luar sana. Itu sebabnya kami menyelidiki lingkungan penyerang dan juga seluruh kawasan Wina untuk memastikan apakah hanya ada satu atau dua pelaku,” ujarnya.

Pihak berwenang menganjurkan warga untuk menjauh dari tempat-tempat umum dan transportasi umum. Siswa di Wina diizinkan tidak mengikuti kelas pada hari Selasa.

Penembakan terjadi Senin malam di enam lokasi di Wina, beberapa jam sebelum PSBB sebagian dijadwalkan berlangsung karena meningkatnya jumlah kasus virus corona di negara itu. Korban tewas mencakup dua lelaki dan seorang perempuan. Seorang polisi termasuk di antara korban cedera.

BACA JUGA: Sekawanan Lelaki Bersenjata Lancarkan Serangan Maut di Wina

Kanselir Austria Sebastian Kurz menyebut penembakan itu sebagai “serangan teroris yang menjijikkan.” Dalam serangkaian cuitannya, ia juga mengatakan tidak ada perselisihan antara umat Kristen dan Muslim atau antara warga Austria dan migran, tetapi ini lebih merupakan pergulatan antara mereka yang percaya pada perdamaian dan mereka yang menginginkan perang.

Ia mengatakan para penyerang telah “bersiap secara profesional” dan “diperlengkapi sangat baik dengan senjata-senjata api otomatis.”

Berbicara kepada badan penyiaran publik Austria ORF, Nehammer mengatakan ke seluruh enam lokasi yang diserang berada di dekat jalan di pusat kota di mana terdapat sinagoge utama Wina.

Pemimpin komunitas Yahudi Oskar Deutsch mengatakan melalui Twitter bahwa tidak jelas apakah sinagoge dan kantor-kantor di dekatnya telah menjadi sasaran serangan. Ia mengatakan bangunan-bangunan itu tutup pada waktu kekerasan terjadi.

Nehammer mengatakan tentara telah ditugaskan untuk melindungi tempat-tempat penting di ibu kota agar polisi dapat berfokus dalam mengejar orang-orang bersenjata itu.

Presiden Perancis Emmanuel Macron memberikan keterangan kepada media di dekat gereja Notre Dame di Nice, Perancis selatan, Kamis, 29 Oktober 2020. (Foto: AP)

Presiden Perancis Emmanuel Macron, yang telah menghadapi beberapa serangan baru-baru ini yang dituding dilakukan ekstremis Muslim, mencuit bahwa Prancis “sama-sama terkejut dan berduka bersama dengan rakyat Austria yang dihantam serangan malam ini.”

“Ini Eropa kita,” ujarnya. “Musuh-musuh kita harus tahu dengan siapa mereka berhadapan. Kita tidak akan mundur,” lanjut Macron.

Sementara itu Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan solidaritas dengan negara tetangganya itu dalam suatu pernyataan hari Selasa yang menyebutkan, “Perang melawan terorisme Islamis merupakan perjuangan kita bersama.” [uh/ab]