Pejabat Intelijen AS: Pejabat Tinggi Rusia di Balik Campur Tangan Pemilu

Direktur Intelijen Nasional AS, James Clapper Jr., bersiap untuk memberikan kesaksian di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat di Gedung Capitol, Washington DC, 5 Januari 2017. (REUTERS/Kevin Lamarque).

Meskipun kepala-kepala intelijen sepakat bahwa Rusia terlibat dalam peretasan dokumen-dokumen DNC, Clapper mencatat bahwa masyarakat intelijen “tidak bisa mengukur” dampak informasi yang dibocorkan WikiLeaks terhadap pilihan warga di TPS.

Para pejabat tinggi intelijen AS mengatakan yakin pihak berwenang tingkat tinggi Rusia secara langsung bertanggung jawab atas peretasan dan pembocoran dokumen-dokumen Komite Nasional Demokratik dalam upaya untuk mencampuri pemilihan presiden 2016.

“Kami menilai bahwa hanya para pejabat paling senior Rusia yang memiliki wewenang untuk memerintahkan pencurian dan pengungkapan data terkait pemilu,” kata Direktur Intelijen Nasional James Clapper, kepala Badan Keamanan Nasional Michael Rogers dan Wakil Menteri Departemen Pertahanan urusan Intelijen Marcel Lattre dalam pidato pembukaan kesaksian hari Kamis di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat. Mereka menyebut serangan dunia maya Rusia itu sebagai “ancaman besar” bagi kepentingan nasional.

Meskipun kepala-kepala intelijen sepakat bahwa Rusia terlibat dalam peretasan dokumen-dokumen DNC, Clapper mencatat bahwa masyarakat intelijen “tidak bisa mengukur” dampak informasi yang dibocorkan WikiLeaks terhadap pilihan warga di TPS.

Clapper mengatakan bahwa China juga berhasil melakukan spionase dunia maya terhadap pemerintah AS di masa lampau, meskipun berbagai upaya China untuk meretas AS telah pudar sejak kedua negara menandatangani perjanjian bilateral untuk membatasi spionase tahun 2015.

Presiden Barack Obama memerintahkan komunitas intelijen untuk meninjau kemungkinan campur tangan asing sejak pemilu 2008 yang membawanya ke Gedung Putih. (vm/isa)