Para pejabat intelijen Amerika Serikat mengatakan Rusia sedang mengintervensi kampanye pemilihan presiden tahun ini untuk membantu Trump terpilih kembali.
Harian New York Times melaporkan, Kamis (20/2), hal ini disampaikan oleh para pejabat intelijen AS kepada Komite Intelijen DPR dalam sidang tertutup pada 13 Februari.
Kata New York Times, pengungkapan itu membuat marah Presiden Trump, yang mengeluh bahwa pihak Demokrat akan menggunakan informasi itu untuk menyerangnya.
Trump, menurut New York Times, langsung memarahi Direktur Intelijen Nasional Joseph McGuire. Kemudian pada Kamis, Trump menunjuk Richard Grenell, Duta Besar Amerika untuk Jerman, dan pendukung setianya untuk menggantikan Maguire.
Laporan New York Times itu mengutip keterangan lima orang yang tidak disebut namanya.
Dinas-dinas intelijen Amerika mengatakan Rusia campur tangan dalam pilpres 2016 lewat kampanye di media sosial dan mencuri serta menyebarkan email-email yang diretas dari akun partai Demokrat.
Kata pejabat intelijen itu, Rusia berusaha membantu kampanye Trump dan menciptakan kekacauan dalam proses politik di Amerika.
Jaksa khusus Robert Mueller menyimpulkan bahwa campur tangan Rusia itu dilakukan secara “sistematis dan menyeluruh.” Namun ia tidak bisa membuktikan adanya konspirasi jahat antara Rusia dan kampanye Trump. Presiden Trump sendiri meragukan temuan yang mengatakan adanya campur tangan Rusia itu. [ii/pp]