Pejabat Kesehatan AS: Media Sosial Harus Miliki Label Peringatan

Seorang remaja tampak menggunakan telepon genggamnya saat ia bersantai di rumahnya di Westport, Connecticut, pada 16 Februari 2024. (Foto: AP/Julia Nikhinson)

Pejabat tinggi kesehatan publik di Amerika Serikat, Vivek H. Murthy, menyerukan perlunya pemasangan label peringatan di aplikasi media sosial, yang menyarankan penggunanya – terutama orang tua para remaja – bahwa platform itu mungkin akan merusak kesehatan mental anak-anak muda.

Murthy menyampaikan hal tersebut dalam kolom opini di surat kabar terkemuka New York Times pada Senin (17/6), dengan mengategorikan isu itu sebagai masalah yang membutuhkan tindakan segera.

“Krisis kesehatan mental di kalangan anak muda berada dalam keadaan darurat – dan media sosial muncul menjadi salah satu kontributor penting,” tulis Murthy. “Remaja yang menghabiskan waktu lebih dari tiga jam sehari di media sosial menghadapi risiko gejala kecemasan dan depresi dua kali lebih besar. Penggunaan harian rata-rata pada kelompok usia ini hingga musim panas 2023 lalu adalah 4,8 jam. Selain itu, hampir setengah dari remaja itu mengatakan media sosial membuat mereka merasa lebih buruk tentang tubuh mereka.”

Murthy menegaskan bahwa label “peringatan” seharusnya dipasang pada aplikasi media sosial serupa dengan yang tercantum pada wadah minuman beralkohol dan produk tembakau. Peringatan itu menjelaskan secara spesifik risiko terkait penggunaan kedua produk itu.

BACA JUGA: Indonesia Ancam akan Tutup X karena Tidak Blokir Konten Dewasa

Meskipun Murthy mengepalai Korps Pelayanan Kesehatan Publik AS, ia tidak berwenang untuk mewajibkan perusahaan media sosial menerapkan peringatan itu. Kebijakan seperti ini terlebih dahulu harus disetujui oleh Kongres AS.

Dalam kolom opini tersebut, Murthy menyebut manfaat label peringatan di masa lalu, yang menurutnya “akan selalu mengingatkan orang tua dan remaja bahwa media sosial belum terbukti aman. Bukti dari penelitian atas tembakau menunjukkan bahwa label peringatan itu dapat meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku.”

Lebih jauh Murthy mengatakan aplikasi media sosial dirancang supaya penggunanya menjadi ketagihan. Ini dikarenakan penggunaan “push notifications,” autoplay video dan kemampuan menelusuri aliran unggahan yang tampaknya tak terbatas untuk menjaga perhatian penggunaan platform saja.

Meskipun ia tidak menyebut secara spesifik aplikasi yang ia maksud, ciri-ciri kebanyakan media sosial yang dimaksudnya mengarah platform-platform besar seperti TikTok, Instagram dan X. [em/rs]