Komisaris Tinggi urusan HAM PBB, Navi Pillay mengatakan komunitas internasional gagal melindungi para korban perang saudara di Suriah.
JENEWA —
Dalam pidato pembukaan pada Dewan HAM PBB, pejabat tertinggi HAM PBB, Navi Pillay mengatakan warga sipil menanggung beban konflik Suriah.
"Bencana kemanusiaan, politik dan sosial sudah dihadapan kita dan menjadi mimpi buruk tapi komunitas Internasional tampaknya tidak mampu berkomitmen kuat untuk menyelesaikan krisis itu. Saya menghimbau negara-negara melakukan setiap upaya untuk mengakhiri bencana kemanusiaan ini, karena tampaknya kita bisa melakukan lebih dari sekedar memprotes dan menghitung jumlah yang tewas," ujar Pillay.
PBB memperkirakan lebih dari 60 ribu orang tewas sejak pertempuran di Suriah dimulai 26 bulan lalu. Sekitar lima juta orang kehilangan tempat tinggal dan lebih dari 1,5 juta warga sipil Suriah mengungsi di negara-negara tetangga.
Pillay mengatakan 1/3 dari 22 juta penduduk Suriah membutuhkan bantuan internasional. Ia mengatakan baik pemerintah dan pihak oposisi melakukan pelanggaran HAM.
"Kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan ini tidak bisa dibiarkan tanpa mendapat hukuman. Kita harus menjelaskan baik kepada pemerintah dan kelompok oposisi bersenjata bahwa akan ada konsekwensi bagi mereka yang bertanggung jawab. Dan dunia harus mengambil tindakan untuk mengakhiri konflik mengerikan ini," tambah Pillay.
Di samping Suriah, Pillay mengatakan ia cemas dengan berlanjutnya kekerasan etnis dan agama di wilayah-wilayah lain termasuk serangan pada masyarakat Muslim di negara bagian Rakhine, Burma.
Pillay mengatakan ia akan menyampaikan laporan mengenai situasi HAM di Mali dan Sudan Selatan selama sidang tiga minggu dewan HAM. Ia akan mengirim misi pencari fakta ke Republik Afrika Tengah, yang disebutnya diambang anarki.
"Bencana kemanusiaan, politik dan sosial sudah dihadapan kita dan menjadi mimpi buruk tapi komunitas Internasional tampaknya tidak mampu berkomitmen kuat untuk menyelesaikan krisis itu. Saya menghimbau negara-negara melakukan setiap upaya untuk mengakhiri bencana kemanusiaan ini, karena tampaknya kita bisa melakukan lebih dari sekedar memprotes dan menghitung jumlah yang tewas," ujar Pillay.
PBB memperkirakan lebih dari 60 ribu orang tewas sejak pertempuran di Suriah dimulai 26 bulan lalu. Sekitar lima juta orang kehilangan tempat tinggal dan lebih dari 1,5 juta warga sipil Suriah mengungsi di negara-negara tetangga.
Pillay mengatakan 1/3 dari 22 juta penduduk Suriah membutuhkan bantuan internasional. Ia mengatakan baik pemerintah dan pihak oposisi melakukan pelanggaran HAM.
"Kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan ini tidak bisa dibiarkan tanpa mendapat hukuman. Kita harus menjelaskan baik kepada pemerintah dan kelompok oposisi bersenjata bahwa akan ada konsekwensi bagi mereka yang bertanggung jawab. Dan dunia harus mengambil tindakan untuk mengakhiri konflik mengerikan ini," tambah Pillay.
Di samping Suriah, Pillay mengatakan ia cemas dengan berlanjutnya kekerasan etnis dan agama di wilayah-wilayah lain termasuk serangan pada masyarakat Muslim di negara bagian Rakhine, Burma.
Pillay mengatakan ia akan menyampaikan laporan mengenai situasi HAM di Mali dan Sudan Selatan selama sidang tiga minggu dewan HAM. Ia akan mengirim misi pencari fakta ke Republik Afrika Tengah, yang disebutnya diambang anarki.