Pejabat tinggi HAM PBB, Navi Pillay, menyerukan dilaksanakannya penyelidikan internasional atas apa yang disebutnya sebagai situasi HAM yang tidak bisa diterima di Korea Utara.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pillay, mengatakan adanya jaringan luas kamp-kamp penjara politik, kerja paksa dan penyiksaan di negara itu tidak bisa terus dibiarkan.
Dia mengatakan harapan awal terhadap pemimpin muda Korea Utara yang baru, Kim Jong Un, untuk membawa beberapa perubahan positif pada situasi HAM di negara itu belum terpenuhi.
Menurutnya negara itu hampir tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan pada HAM dan jaringan luas kamp-kamp penjara politik dan perlakuan kejam atas narapidana di dalamnya tetap terjadi. Dia mengatakan prihatin akan cara pemikiran masyarakat internasional yang dipusatkan pada program nuklir dan peluncuran berkala roket Korea Utara, yang mengalihkan perhatian dari situasi hak asasi manusia yang mengerikan di negara itu.
Juru bicara Pillay, Rupert Colville, mengatakan kepada VOA tidak ada yang tahu pasti berapa banyak tahanan di kamp-kamp penjara politik itu atau bahkan berapa jumlah kamp itu. Menurutnya, satu-satunya informasi yang tersedia diperoleh dari tahanan yang melarikan diri.
"Diyakini, tetapi merupakan perkiraan yang sangat kasar bahwa mungkin ada sekitar 200.000 orang di penjara di kamp-kamp ini. Beberapa dari mereka lahir di sana. Jadi, mereka sepertinya dihukum sejak lahir, karena apa yang dilakukan oleh Kakek mereka. Dan cerita-cerita dari orang-orang yang melarikan diri benar-benar mengerikan. Tidak bisa dicari padanannya dimana pun di dunia,” ungkap Colville.
Colville mengatakan komisaris tinggi Pillay bertemu dengan dua orang yang selamat dari sistem penjara Korea Utara sebelum Natal. Dia mengatakan mereka menggambarkan sebuah sistem kekejaman yang tak terbayangkan. Dia mengatakan para tahanan menjadi korban perlakuan keji, termasuk penyiksaan, eksekusi, perkosaan, kerja paksa, dan bentuk-bentuk hukuman kolektif yang bisa dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dia mengatakan kondisi kehidupan di kamp-kamp dilaporkan mengerikan. Dia mengatakan orang tidak mendapat cukup makan, perawatan kesehatan dan pakaian. Colville mengatakan seluruh keluarga dihukum karena alasan yang tidak mereka ketahui. Dia mengatakan banyak bayi lahir di penjara. Mereka hidup dan tumbuh di sana dan tidak mengetahui ada kehidupan lain.
Komisaris Tinggi Pillay mengatakan ini waktunya bagi masyarakat internasional mengambil langkah yang tegas dan memberi tekanan serius untuk mengurangi penderitaan 20 juta rakyat Korea Utara.
Pillay mengatakan penyelidikan mendalam tentang salah satu situasi HAM yang terburuk, namun paling sedikit dipahami dan dilaporkan, sepenuhnya bisa dibenarkan dan telah lama tertunda.
Kantor HAM PBB memberikan salinan laporan Komisaris Tinggi Pillay kepada misi Korea Utara untuk PBB di Jenewa. Sejauh ini, belum ada jawaban dari mereka.
Dia mengatakan harapan awal terhadap pemimpin muda Korea Utara yang baru, Kim Jong Un, untuk membawa beberapa perubahan positif pada situasi HAM di negara itu belum terpenuhi.
Menurutnya negara itu hampir tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan pada HAM dan jaringan luas kamp-kamp penjara politik dan perlakuan kejam atas narapidana di dalamnya tetap terjadi. Dia mengatakan prihatin akan cara pemikiran masyarakat internasional yang dipusatkan pada program nuklir dan peluncuran berkala roket Korea Utara, yang mengalihkan perhatian dari situasi hak asasi manusia yang mengerikan di negara itu.
Juru bicara Pillay, Rupert Colville, mengatakan kepada VOA tidak ada yang tahu pasti berapa banyak tahanan di kamp-kamp penjara politik itu atau bahkan berapa jumlah kamp itu. Menurutnya, satu-satunya informasi yang tersedia diperoleh dari tahanan yang melarikan diri.
Colville mengatakan komisaris tinggi Pillay bertemu dengan dua orang yang selamat dari sistem penjara Korea Utara sebelum Natal. Dia mengatakan mereka menggambarkan sebuah sistem kekejaman yang tak terbayangkan. Dia mengatakan para tahanan menjadi korban perlakuan keji, termasuk penyiksaan, eksekusi, perkosaan, kerja paksa, dan bentuk-bentuk hukuman kolektif yang bisa dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dia mengatakan kondisi kehidupan di kamp-kamp dilaporkan mengerikan. Dia mengatakan orang tidak mendapat cukup makan, perawatan kesehatan dan pakaian. Colville mengatakan seluruh keluarga dihukum karena alasan yang tidak mereka ketahui. Dia mengatakan banyak bayi lahir di penjara. Mereka hidup dan tumbuh di sana dan tidak mengetahui ada kehidupan lain.
Komisaris Tinggi Pillay mengatakan ini waktunya bagi masyarakat internasional mengambil langkah yang tegas dan memberi tekanan serius untuk mengurangi penderitaan 20 juta rakyat Korea Utara.
Pillay mengatakan penyelidikan mendalam tentang salah satu situasi HAM yang terburuk, namun paling sedikit dipahami dan dilaporkan, sepenuhnya bisa dibenarkan dan telah lama tertunda.
Kantor HAM PBB memberikan salinan laporan Komisaris Tinggi Pillay kepada misi Korea Utara untuk PBB di Jenewa. Sejauh ini, belum ada jawaban dari mereka.