Satu kali badai hujan lebat di kota Mariupol, Ukraina yang dilanda perang, dapat memicu wabah kolera, kata para ilmuwan.
Para peneliti yang memperkirakan wabah kolera 2017 di Yaman, kini mengatakan kondisinya semakin buruk di Mariupol.
Kota itu berisiko tinggi karena sistem air dan pembuangan limbah yang rusak dalam pertempuran itu. Ketika suhu musim panas meningkat, kondisi menjadi lebih berkembang bagi bakteri yang terbawa air sehingga menyebabkan penyakit.
"Hanya perlu satu kali hujan lebat (untuk memicu wabah)," kata profesor teknik lingkungan Universitas Florida, Antar Jutla kepada VOA. Jutla adalah salah seorang pemimpin sistem prakiraan kolera.
Hujan deras akan menimbulkan genangan air dan meningkatkan berkembangnya bakteri, katanya.
BACA JUGA: Ukraina: Senjata Barat akan Akhiri Pertarungan Sievierodonetsk ‘dalam 2-3 Hari’
Jutla dan rekan-rekannya menggabungkan gambar satelit, suhu udara dan air, serta informasi tentang akses ke air bersih untuk memperkirakan risiko wabah kolera.
"Kami tidak mengatakan kolera akan terjadi besok di Mariupol," kata ahli mikrobiologi Universitas Maryland, Rita Colwell, salah satu pemimpin tim. "Kami mengatakan risikonya tinggi dan semua faktor ada di sana. Kini waktunya untuk bersiap, jangan menunggu sampai terjadi ribuan kasus," tambahnya kepada VOA.
Kementerian Pertahanan Inggris mencuit info pembaruan Intelijen Pertahanan hari Jumat yang mengatakan, Rusia mengalami kesulitan memasok kebutuhan dasar di wilayah pendudukan, seperti sanitasi, air minum yang aman, dan pasokan medis. [ps/pp]