Posisi Teheran mengenai keberadaan militernya di Suriah dikoordinasikan dengan Moskow dan Damaskus, dan tidak ada ada hubungannya dengan Israel, kata pejabat hari Jumat (13/7).
Berbicara pada konferensi International Valdai Discussion Club, lembaga kajian yang berbasis di Moskow, Ali Akbar Velayati, penasihat senior pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei mengatakan, “koordinasi ini tidak harus memenuhi tuntutan Israel.”
Pernyataan itu menanggapi pertanyaan mengenai apakah Iran akan menarik pasukannya dari kawasan selatan Suriah di dekat perbatasan dengan Israel.
Velayati juga mengesampingkan kemungkinan pembicaraan dengan Amerika Serikat, dengan mengatakan bahwa Iran berpendapat pemerintahan Presiden Donald Trump dan wakil-wakil Amerika tidak layak untuk didekati.
“Kami tidak ingin mengadakan pembicaraan dengan Amerika, dan apabila Amerika berilusi bahwa kami akan mendekati mereka dan menawarkan untuk berunding, mereka keliru, kami tidak memerlukan itu,” ujar Velayati.
Ancaman yang dilontarkan Amerika tidak akan memaksa Iran meninggalkan Suriah, ujarnya, seraya menambahkan, Iran tidak datang ke Suriah atas izin Amerika Serikat,” dan “tidak akan pergi karena ancaman yang disampaikan Amerika.”
Velayati mengatakan sanksi-sanksi Amerika terhadap Iran hanya akan menaikkan harga minyak dan merugikan konsumen minyak.
Amerika telah meningkatkan tekanan ekonominya terhadap Teheran setelah Trump menarik Amerika mundur dari perjanjian nuklir Iran yang bersejarah pada Mei lalu.
Menyusul pertemuan puncak para pemimpin NATO di Brussels, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo meminta sekutu-sekutu Eropa Amerika agar bersikap keras terhadap Iran dengan menghentikan semua dana yang mungkin digunakan negara itu untuk membiayai terorisme dan perang di Timur Tengah dan sekitarnya. [uh]