Pejabat Siber Amerika: Peretas China Bersiap untuk Konflik

Bendera China dan Amerika Serikat dipajang di atas sebuah becak di Beijing, 16 September 2018. (Foto: Andy Wong/AP Photo)

Menurut Morgan Adamski, direktur eksekutif Komando Siber AS, operasi siber yang terkait dengan China bertujuan untuk mendapatkan keuntungan jika terjadi konflik besar dengan Amerika.

Peretas China memposisikan diri pada jaringan Teknologi Informasi (TI) infrastruktur penting Amerika Serikat untuk menghadapi potensi bentrokan dengan Amerika Serikat, kata seorang pejabat tinggi keamanan siber Amerika pada Jumat.

Morgan Adamski, Direktur Eksekutif Komando Siber AS, mengatakan operasi siber yang terkait dengan China bertujuan untuk mendapatkan keuntungan jika terjadi konflik besar dengan Amerika.

Para pejabat telah memperingatkan bahwa peretas yang terkait dengan China telah menyusupi jaringan TI dan mengambil langkah-langkah untuk melancarkan serangan yang mengganggu jika terjadi konflik. Aktivitas mereka termasuk mendapatkan akses ke jaringan-jaringan utama agar bisa melancarkan potensi gangguan seperti memanipulasi sistem pemanas, ventilasi dan pendingin udara di ruang server, atau mengganggu kontrol energi dan air yang penting, kata para pejabat Amerika awal tahun ini.

Adamski berbicara kepada para peneliti di konferensi keamanan Cyberwarcon di Arlington, Virginia. Pada Kamis (21/11), Senator Amerika Mark Warner mengatakan kepada harian Washington Post bahwa dugaan peretasan terhadap perusahaan telekomunikasi Amerika yang terkait dengan China adalah peretasan telekomunikasi terburuk dalam sejarah Amerika.

BACA JUGA: Dugaan Peretasan oleh China terhadap Sistem Telekomunikasi AS Ungkap Rencana yang Lebih Luas 

Operasi spionase dunia maya tersebut, yang dijuluki “Salt Typhoon,” telah mencakup data catatan panggilan yang dicuri sehingga membahayakan komunikasi para pejabat tinggi dari kampanye presiden Amerika sebelum pemilu 5 November, dan informasi telekomunikasi terkait dengan permintaan penegakan hukum Amerika, kata Biro Penyelidik Federal (the Federal Bureau of Investigation/FBI) baru-baru ini.

FBI dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur memberikan bantuan teknis dan informasi kepada target potensial, kata biro tersebut.

Adamski mengatakan pada Jumat bahwa pemerintah Amerika telah “melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tersinkronisasi secara global, baik yang bersifat ofensif maupun defensif, yang berfokus pada merendahkan dan mengganggu operasi siber RRC (Republik Rakyat China) di seluruh dunia.”

Contoh-contoh publik termasuk mengungkap operasi, sanksi, dakwaan, tindakan penegakan hukum dan nasihat keamanan siber, dengan masukan dari berbagai negara, kata Adamski.

Beijing kerap menyangkal operasi siber yang menargetkan entitas Amerika. Kedutaan Besar China di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar. [ft/ah]