Seorang pejabat tinggi China mengatakan kepada Hong Kong untuk "menghentikan" setiap potensi berisiko yang bisa mengancam keamanan nasional dan waspada terhadap "kekuatan merusak yang mengintai di masyarakat," menurut pemimpin kota yang diangkat oleh Beijing.
Kembali ke Hong Kong setelah pertemuan politik di ibu kota China, Kepala Eksekutif Hongkong, John Lee mengatakan Senin malam (6/3) bahwa pejabat tinggi China yang bertanggung jawab atas urusan Hong Kong, Xia Baolong, menyuruhnya untuk waspada terhadap risiko keamanan nasional.
China menggunakan undang-undang keamanan nasional yang keras yang disahkan tahun 2020, untuk menuntut aktivis hak asasi manusia dan kelompok pro-demokrasi dengan kejahatan serius seperti, tuntutan pemisahan (dari China) dan terorisme yang menyebabkan hukuman hingga penjara seumur hidup.
BACA JUGA: Guru Bela Diri Hong Kong Dipenjara karena Hasut SubversiDirektur Kantor Urusan Hong Kong dan Dewan Negara Makau, Xia mengatakan kepada Lee untuk berfokus pada ekonomi Hong Kong. Namun ia juga memperingatkan bahwa “risiko keamanan nasional masih ada dan beberapa kekuatan yang merusak masih mengintai di masyarakat,” kata Lee.
Kepala Hak Asasi Manusia PBB yang baru, Volker Turk, hari Selasa menyuarakan keprihatinan atas undang-undang keamanan nasional yang dikecam oleh kelompok hak asasi manusia dan pemerintah barat karena menghancurkan kebebasan sipil Hong Kong yang kuat sebelumnya. Dalam pidatonya di Jenewa ia mengatakan, kantornya membuka saluran
komunikasi dengan China untuk menindaklanjuti keprihatinan atas masalah hak asasi manusia, termasuk Muslim Uigur dan Tibet. [ps/jm]