Pejuang Sunni Rebut Lokasi-lokasi Militer Penting di Yaman

Warga berkumpul di sekitar truk minyak yang terkena tembakan dalam pertempuran antara pasukan Sunni dan pemberontak Syiah di kota Taiz, Yaman (25/5). (AP/Abdulnasser Alseddik)

Sementara itu, serangan udara pimpinan Saudi terus berlanjut di berbagai penjuru Yaman dan di ibukota Sana'a.

Para pejuang milisi Sunni di Yaman meluncurkan serangan terhadap para pemberontak Syiah Houthi, Senin (25/5), dan merebut lokasi-lokasi militer penting di kota Dhale, Yaman selatan.

Jumlah korban tidak jelas namun sebuah laporan mengatakan, puluhan pemberontak tewas dan 70 lainnya terluka.

Sementara itu, serangan udara pimpinan Saudi terus berlanjut Senin di berbagai penjuru Yaman dan di ibukota Sana'a.

Beberapa saksi mata mengatakan, sebuah rumah milik Ahmed Saleh, putera mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, dihancurkan. Mantan presiden itu adalah salah satu pendukung utama pemberontak Houthi.

Prospek perdamaian di Yaman suram karena pertempuran dan serangan udara terus berlanjut. Para pejabat Yaman dan PBB mengatakan, sebuah konperensi perdamaian yang dijadwalkan berlangsung Kamis telah ditunda hingga tanggal yang akan ditetapkan kemudian.

Presiden Yaman Abdu Rabu Mansour Hadi, yang mengasingkan diri di Arab Saudi, menuntut agar para pemberontak Houthi mematuhi resolusi Dewan Keamanan dan mundur dari kawasan yang mereka rebut sebelum pembicaraan dapat dimulai.

Sekjen PBB Ban Ki-moon mendesak kedua pihak untuk berdialog tanpa prasyarat. PBB mengatakan kekerasan di Yaman telah menewaskan lebih dari 1000 warga sipil dan bisa menyebar ke wilayah-wilayah lain di kawasan itu.