Pekan Hari Buruh di AS Dikhawatirkan Picu Lonjakan Virus Corona 

Orang-orang menikmati cuaca ringan di Central Park pada awal akhir pekan Hari Buruh di New York, 3 September 2016. (Foto: Reuters)

Warga Amerika akan melewatkan akhir pekan Hari Buruh yang secara tidak resmi mengakhiri musim panas yang hilang di tahun 2020. Hal tersebut dilakukan di tengah peringatan para ahli kesehatan masyarakat bahwa pesta di halaman belakang, bar yang ramai, dan pertemuan lainnya bisa menyebabkan perebakan kembali virus corona.

"Saya menganggap akhir pekan Hari Buruh sebagai titik kritis. Apakah kita menuju arah yang benar dan meneruskan momentum kemerosotan ataukah kita menahan diri sedikit ketika kita memulai lonjakan lainnya?" kata Dr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka pemerintah AS.

Meningkatnya infeksi, kematian dan rawat inap selama musim panas, terutama di Selatan dan Barat, sebagian diakibatkan karena warga Amerika berperilaku sembrono selama Hari Pahlawan dan Hari Kemerdekaan Empat Juli.

BACA JUGA: AS akan Kirim Tes Cepat Baru Covid-19 Baru ke Sejumlah Negara Bagian 

Situasi membaik dalam beberapa minggu terakhir, dengan angka-angka menuju arah yang benar di negara bagian yang terkena dampak paling parah seperti Florida, Arizona dan Texas, tetapi ada beberapa faktor risiko yang bisa dikaitkan dengan Hari Buruh: Anak-anak kembali ke sekolah, jumlah kasus di kampus melonjak, musim sepak bola perguruan tinggi dimulai, makin banyak bisnis dibuka, serta musim flu yang akan tiba.

Beberapa negara bagian sedang menuju musim liburan dengan kapasitas ruang di rumah sakit lebih sedikit daripada yang dimilik iselama Hari Pahlawan dan Hari Kemerdekaan Empat Juli. Alabama, misalnya, memiliki sekitar 800 orang yang dirawat di rumah sakit karena virus ini pada 1 Juli. Minggu ini, sedikit di bawah 1.000.

Lebih banyak pantai akan dibuka pada Hari Buruh daripada pada Hari Pahlawan, tetapi Fauci mengatakan itu tidak perlu dikhawatirkan, selama warga menjaga jarak. [my/pp]