Pekerja Filipina Dikabarkan Tak Bisa Tinggalkan Pangkalan Militer AS di Tengah Sengketa Upah

Filipina

The Washington Post, Rabu (14/9) melaporkan bahwa ratusan orang Filipina yang bekerja di pangkalan militer AS di Diego Garcia, pulau di Samudra Hindia, tidak dapat pergi karena perselisihan upah antara kontraktor AS dan pemerintah Filipina.

The Post mengatakan bahwa Filipina pada tahun 2020 menuntut agar upah dinaikkan ke upah minimum federal AS $7,25 per jam, sementara pekerja mengatakan banyak di antara mereka yang masih dibayar $5,25 per jam.

Laporan itu mengatakan bahwa kontraktor bersangkutan, Kellogg Brown & Root, telah mencarter penerbangan antara pangkalan Camp Thunder Cove dan Filipina setiap tiga bulan, tetapi penerbangan itu dihentikan tahun ini. Kamp tersebut adalah pos terdepan Amerika yang sangat strategis yang mendukung operasi Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS.

The Post mengatakan bahwa Kellogg Brown & Root memberitahu surat kabar itu dalam sebuah pernyataan bahwa penghentian itu tidak berkaitan dengan perselisihan upah. Penghentian itu dibatalkan untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan karena kurangnya permintaan.

Laporan itu mengutip beberapa pekerja yang mengatakan mereka enggan terbang pulang ke Filipina karena khawatir mereka tidak akan diizinkan kembali jika perselisihan mengenai upah itu terus berlanjut. [uh/ab]