Pelabuhan Turki Menjadi Pusat Transit Pengungsi Lebanon

Para warga yang melarikan diri dari serangan Israel di Lebanon, berjalan melewati area yang terdampak oleh serangan udara Israel, di wilayah perbatasan Masnaa yang merupakan wilayah perbatasan antara Lebanon dan Suriah, pada 4 Oktober 2024. (Foto: AFP/Hassan Jarrah)

Dengan dibatalkannya sebagian besar penerbangan keluar dari Lebanon dan harga tiket yang melambung tinggi, sebuah pelabuhan kecil di Turki beroperasi sebagai rute alternatif bagi orang-orang yang meninggalkan negara itu.

Kota pelabuhan Taşucu di provinsi Mersin Turki mengalami lonjakan penumpang dari Lebanon yang melarikan diri dari serangan Israel ke negara tersebut.

Para petugas kapal feri mengatakan, kapal-kapal itu membawa lebih dari 600 penumpang dari Tripoli pekan lalu. Kini jumlah kedatangan menjadi sekitar 1.300 dibandingkan rata-rata 50 orang pada periode waktu yang sama.

Dengan banyaknya penerbangan keluar dari Lebanon yang dibatalkan dan harga tiket yang melonjak, layanan feri digunakan oleh banyak orang untuk melarikan diri dari konflik antara Hizbullah dan Israel di Lebanon.

BACA JUGA: Pengungsi Lebanon Ingin Segera Kembali ke Rumah

Seorang penumpang feri, Hüseyin Ayaz mengatakan, “Tidak ada penerbangan dan yang masih ada pun harganya terlalu mahal, sekitar 900 dolar. Itu sebabnya saya datang melalui laut. Ini juga sedikit mahal namun tidak ada pilihan lain.”

Setelah dua minggu serangan udara Israel dan invasi darat serta serangan roket Hizbullah terhadap Israel, ratusan ribu orang terpaksa meninggal-kan Lebanon.

Maskapai penerbangan nasional, Middle East Airlines, adalah satu-satunya maskapai komersial yang tersisa, yang beroperasi di negara itu, menurut Departemen Luar Negeri AS. [ps]