Anita Harding didiagnosis mengidap kanker payudara pada Februari lalu. Kanker ini ditemukan pada pemeriksaan rutin, yang dilakukan tertunda satu tahun karena pandemi. Menurut Harding, penundaan itu menguntungkannya karena para dokter mungkin tidak akan dapat melihat kanker itu lebih dini mengingat ukurannya masih terlalu kecil. Ketika para dokter mendeteksinya, tumornya baru selebar beberapa millimeter.
Harding, yang suaminya meninggal karena kanker esophagus setahun sebelumnya, mengaku ia tidak terlalu cemas. Ia mengatakan para dokter di Rumah Sakit St. George di London menjelaskan bagaimana operasi akan berlangsung dengan menggunakan teknologi pelacakan baru.
"Ada sayatan sekitar dua inci (lima sentimeter) di mana kanker itu berada dan sayatan yang sedikit lebih panjang di mana kelenjar getah bening tampak untuk mengetahui apakah kelenjar itu baik-baik saja dan kanker tidak menyebar. Luka itu sembuh cukup cepat. Tidak ada masalah sama sekali,” jelasnya.
Harding mengatakan pemulihannya berlangsung cepat dan tanpa efek samping. Ia menjalani prosedur yang secara keseluruhan disebut "Endomag", yang diterapkan Rumah Sakit St. George.
Tumor payudara primer diangkat melalui pembedahan, radiasi, kemoterapi, atau mungkin kombinasi berbagai terapi. Setelah itu penting bagi para dokter untuk memeriksa apakah kanker itu telah diobati atau menyebar. Mereka melakukannya dengan menyuntikkan Magtrace, pelacak likuid magnetik yang mengandung zat besi.
Magtrace bertindak sebagai penanda magnetik dan pewarna visual. Begitu disuntikkan ke jaringan di sekitar tumor, partikel-partikel di dalamnya diserap ke dalam sistem limfatik.
Partikel tersebut mengikuti jalur yang ditempuh sel-sel kanker yang dapat menyebar dari tumor primer ke kelenjar getah bening. Partikel ini seperti jalur yang memandu dokter ke kelenjar getah bening yang paling besar kemungkinannya diserang kanker. Kelenjar tertentu yang disebut kelenjar sentinel dapat mengidentifikasi apakah tumor itu telah bermetastasis.
Kelenjar getah bening terhubung ke berbagai kelenjar yang menyaring substansi berbahaya di tubuh kita. Di dalam kelenjar itu terdapat sel-sel darah putih, bagian penting dalam sistem kekebalan tubuh, yang menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, sel-sel yang rusak atau sel-sel kanker. Cairan dari kelenjar itu membawa produk sisa ke aliran darah, melewati hati atau ginjal dan dibuang sebagai kotoran.
Sebelum prosedur ini sering digunakan, dokter bedah harus menyingkirkan seluruh sistem limfatik pasien dengan efek samping yang berpotensi serius, kata Sarah Tang, dokter bedah di St. George.
"Bekas lukanya jauh lebih besar, lebih nyeri, membuat bahu kaku. Sebagian pasien mengalami limfedema, bengkak di seluruh lengan, yang dapat memengaruhi kualitas hidup. Jadi penggunaan biopsi kelenjar sentinel benar-benar revolusioner bagi operasi payudara karena ini artinya pasien hanya perlu diperiksa beberapa kelenjar getah beningnya. Jika normal, kita tidak perlu menyingkirkan semua kelenjar getah bening. Ini arti nyerinya berkurang, pemulihan lebih cepat, mengurangi peluang limfedema,” kata Sarah Tang.
Tang menambahkan penting sekali memiliki informasi ini, yang memberitahu apakah kanker dalam tahap sangat dini, masih di payudara atau menyebar lebih luas. Ini memberi dokter informasi mengenai prognosis, kelangsungan hidup pasien dan ini akan berdampak pada apakah pasien memerlukan perawatan seperti kemoterapi atau radiasi.
Manfaat terbesar Magtrace dan Sentimag adalah keduanya dapat menghapus kebutuhan kedokteran nuklir. Hingga kini, para dokter menggunakan pelacak radioaktif dan pewarna biru untuk melacak kelenjar getah bening. Menurut Tang, pewarna biru dapat menyebabkan anafilaksis (reaksi alergi yang parah) dan tidak digunakan pada pasien yang rentan, seperti perempuan hamil.
Pelacak radioaktif hanya dapat digunakan di rumah sakit yang memiliki unit kedokteran nuklir khusus. [uh/ab]