Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan tim yang pendukungnya melakukan pelecehan rasial terhadap pemain secara otomatis harus menghadapi hukuman larangan bertanding.
Infantino menyerukan langkah tersebut setelah penjaga gawang klub Italia AC Milan Mike Maignan, dan seorang pemain untuk Coventry di Inggris, Kasey Palmer, menghadapi apa yang dia katakan sebagai nyanyian rasis yang "benar-benar menjijikkan" selama pertandingan hari Sabtu lalu (20/1).
Maignan, yang berkulit hitam, meninggalkan lapangan setelah dilecehkan oleh para penggemar Udinese dalam pertandingan liga papan atas Italia, yang membuat pertandingan dihentikan sejenak pada babak pertama.
Maignan kemudian mengatakan kepada DAZN bahwa ia telah menjadi sasaran suara-suara monyet.
"Setelah mendapatkan izin, saya bersiap mengambil bola. Saya mendengar suara monyet untuk pertama kalinya. Saya tidak mengatakan apa-apa. Kedua kalinya hal itu terjadi, saya pergi ke bangku cadangan untuk memberi tahu mereka apa yang terjadi di belakang gawang,” ujar Maignan dalam sebuah wawancara.
Setelah sempat dihentikan, pertandingan Serie A dilanjutkan sekitar lima menit kemudian.
"Rasisme ini tidak bisa dibiarkan sampai pada level ini," tegas Maignan seraya menambahkan “dengan semua kamera yang ada di sana, semua pihak yang ada di sana, dan (kita) harus melakukan sesuatu untuk mengubah keadaan."
Dia mengatakan terlalu banyak orang yang "terlibat" membiarkan rasisme terus merusak sepak bola, dan mendesak pihak berwenang untuk mengambil tindakan yang lebih kuat.
Dalam sebuah pernyataan di X, Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan “peristiwa yang terjadi di Udine dan Sheffield pada hari Sabtu benar-benar menjijikkan dan sama sekali tidak dapat diterima.
"Tidak ada tempat untuk rasisme atau bentuk diskriminasi apa pun, baik dalam sepak bola maupun dalam masyarakat. Para pemain yang terkena dampak dari kejadian pada hari Sabtu itu mendapat dukungan penuh dari saya." [em/jm]