Peluncuran Satelit akan Perkuat Kontrol China atas Laut Sengketa

Roket Long March-7 membawa pesawat kargo antariksa Tianzhou-1 lepas landas dari Wenchang, provinsi Hainan, China, 20 April 2017. (Foto: dok).

Rencana sebuah provinsi di China untuk meluncurkan 10 satelit melintasi laut yang disengketakan banyak pihak mulai tahun depan, akan membantu memandu China menemukan sumber-sumber daya alam utama dan memungkinkan reaksi cepat terhadap pergerakan kapal-kapal asing, sehingga memperkuat posisi China atas lima negara Asia lainnya yang mengklaim wilayah tersebut.

Sanyan Institute of Remote Sensing di provinsi Hainan berniat meluncurkan satelit-satelit itu dari tahun 2019 hingga 2021, demikian dilaporkan kantor berita resmi Xinhua Desember lalu. Menurut Xinhua, peluncuran itu akan membantu pengawasan dengan penginderaan jarak jauh atas Laut China Selatan yang disengketakan dan mengambil citra di kawasan itu sepanjang waktu.

China berharap menemukan kawasan penangkapan ikan utama di laut seluas 3,5 juta kilometer persegi itu sebelum pihak lain melakukannya, kata para analis. Menurut perkiraan mereka, China juga mungkin memanfaatkan satelit untuk menemukan dan dengan cepat menindaklanjuti apapun yang dilakukan negara-negara lain di laut itu.

China mengklaim sekitar 90 persen wilayah laut itu berdasarkan catatan sejarah. Brunei, Malaysia, Vietnam, Indonesia dan Filipina mengklaim sebagian dari Laut China Selatan. Sejak 2010, negara-negara di Asia Tenggara itu semakin mewaspadai China, pengklaim yang teknologi dan militernya paling maju, karena China meningkatkan kegiatan reklamasi lahan di pulau-pulau kecil untuk keperluan pertahanannya. [uh]