Pakar: Pemangkasan Anggaran AS Bisa Perlemah Upaya Atasi Kelaparan

Dua orang ibu menggendong bayinya yang kurang gizi - akibat bencana kekeringan parah di Somalia selatan - di sebuah kamp pengungsi di Mogadishu, Somalia akhir bulan lalu (foto: dok).

Sub komite kongres Amerika hari Selasa (28/3) mendengarkan keluhan bahwa program bantuan Amerika beresiko “dipangkas” atau “dihapus” di bawah usul anggaran Gedung Putih pada saat di mana ancaman kelaparan di Afrika Timur yang tertinggi selama beberapa dekade.

Dalam sidang sub komite Hubungan Luar Negeri DPR mengenai Afrika, para panelis memperingatkan bahwa pemangkasan anggaran Amerika bisa meremehkan upaya-upaya untuk mengatasi dampak kemarau dan kelaparan yang disebabkan oleh krisis pada saat badan-badan bantuan berusaha meningkatkan upaya untuk mencegah jutaan orang meninggal dunia.

Dalam komentar yang diserahkan kepada komite itu, panelis Faustine Wabwire, asisten senior penasehat Kebijakan LN dari organisasi Bread for the World Institute mengatakan usul pemangkasan anggaran itu berisiko “memangkas atau menghapus akun yang membiayai respon darurat pemerintah Amerika. Ini termasuk program, Pangan bagi Perdamaian, Bantuan Bencana Internasional dan Bantuan Pengungsi International, Badan Pembangunan Internasional atau USAID.

“Kami tahu bahwa pemerintah mengusulkan sekitar 30% pemangkasan untuk Departemen LN dan USAID dan dari apa yang kita ketahui mengenai peran lembaga-lembaga ini, ini sudah pasti berdampak negatif,” ungkap Faustine Wabwire.

Matthew Nims, pejabat direktur kantor Pangan bagi Perdamaian mengatakan kepada anggota DPR rencana presiden itu tidak secara khusus menyebut kantornya dan ia tidak bisa memperkirakan potensi dampak pemangkasan anggaran yang diusulkan itu.

"Saya merasa adalah tugas saya memastikan dengan sumber daya yang diberikan kepada kami oleh Kongres sebagaimana berjalan, kami membuat pilihan-pilihan berat di masa yang akan datang dan kita terus menekankan pada yang paling rentan dan paling membutuhkan di dunia,” tambah Nims.

Jaringan Sistem Peringatan Kelaparan Dini melaporkan sekitar 70 juta orang di 45 negara akan membutuhkan bantuan pangan tahun ini.

Menurut kantor Koordinasi Hubungan Kemanusiaan Kelaparan PBB (UN OCHA) kelaparan sudah melanda bagian-bagian Sudan Selatan dan lebih dari 20 juta orang “berisiko” kelaparan di Nigeria, Somalia dan Yaman selama enam bulan mendatang.

Ketua subkomite Chris Smith seorang anggota Partai Republik dari New Jersey mengatakan kepada VOA setelah sidang itu bahwa ia tidak senang dengan rencana anggaran Presiden Trump dan menambahkan ia tidak menyukai pemangkasan besar dan tujuannya adalah “meluruskan”.

“Dunia sedang dalam krisis, ada kebutuhan kemanusiaan, jumlah yang menjadi keprihatinan Komisaris Tinggi PBB untuk urusan pengungsi mencapai yang tertinggi. Ada krisis di mana-mana dan kita perlu melakukan yang lebih banyak untuk membantu rakyat yang membutuhkan,” ujar Smith.

UN OCHA mengatakan lebih dari 5,6 miliar dolar diperlukan untuk mencegah bencana besar kemanusiaan. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 1 miliar dolar yang sudah dijanjikan. [my/jm]