Sebuah kelompok pemantau pemilu internasional hari Kamis (18/9) menyatakan bahwa pemilu pertama Fiji sejak kudeta 2006 yang dikecam luas dapat dipercaya.
Kelompok pemantau multinasional, yang mencakup para pengamat dari 13 negara dan Uni Eropa, menyatakan hasil pemilu hari Rabu (17/9) akan mencerminkan secara luas kehendak rakyat Fiji.
Dengan telah dihitungnya 60 persen surat suara, hasil sementara menunjukkan partai Fiji First pimpinan Perdana Menteri Voreqe Bainimarama meraih lebih dari 60 persen suara. Partai Sodelpa menduduki tempat ke-dua dengan perolehan 27 persen.
Pemilu yang berlangsung bebas dan adil dapat meyakinkan masyarakat internasional agar mencabut sanksi-sanksi yang masih diberlakukan terhadap Fiji setelah Bainimarama, mantan pemimpin militer, merebut kekuasaan melalui kudeta delapan tahun silam.
Bainimarama memerintah berdasarkan dekrit selama bertahun-tahun. Ia dituduh menjalankan sensor ketat terhadap media dan memastikan para pemimpin kudeta kebal hukum.
Tetapi banyak yang menyatakan ia populer karena penekanannya pada program-program sosial dan berbagai upaya untuk mengurangi ketegangan antara penduduk pribumi Fiji dan warga keturunan India.