Organisasi pemantau melaporkan bahwa pesawat tempur Rusia, Selasa (10/10) mulai kembali membom distrik-distrik Aleppo yang dikuasai pemberontak, menyasar dua daerah oposisi dan menewaskan lebih dari 20 orang.
Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah yang berpusat di Inggris menyebut serangan itu pemboman paling berat oleh Rusia sejak pemerintahan Presiden Bashar al-Assad mengumumkan minggu lalu akan mengurangi serangan udara, guna memungkinkan warga sipil menanggalkan senjata dan meninggalkan daerah yang dikuasai oposisi itu.
Tetapi warga sipil tidak percaya kepada pemerintahan Assad dan mengabaikan tawaran itu, sementara pemberontak mengatakan hal itu semata-mata tipuan saja.
Secara terpisah, kantor berita pemerintah SANA melaporkan bahwa artileri pemberontak menyasar distrik yang dikuasai pemerintah, menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 14 lainnya.
Juga hari Selasa, Presiden Rusia Vladimir Putin yang dikecam keras oleh Barat karena peran Moskow di Suriah, membatalkan lawatan ke Perancis setelah Presiden Perancis Francois Hollande menegaskan pertemuan mereka semata-mata akan difokuskan pada isu Suriah.
Langkah Putin ini muncul sehari setelah Menteri Luar Negeri Perancis Jean Marc Ayrault memperingatkan bahwa Rusia bisa dihadapkan pada tuduhan kejahatan perang dalam Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) karena perannya dalam kampanye pemboman terhadap Aleppo. [jm]