Mengapa pemimpin tertinggi Korea Utara mendadak membatalkan rencana kunjungannya ke Moskow minggu depan untuk menghadiri acara peringatan 70 tahun berakhirnya PD II di Eropa masih menjadi misteri.
Tidak ada penjelasan dari pihak berwenang di Pyongyang maupun dari kantor berita resmi negara itu. Pejabat Rusia mengatakan keputusan itu “terkait masalah dalam negeri Korea Utara”
Kim Yong-hyun, seorang profesor studi-studi Korea Utara di Universitas Dongguk memperkirakan Kim Jong Un tidak ingin menyinggung penyandang dananya di Tiongkok karena melakukan kunjungan internasionalnya yang pertama ke Rusia.
Ia mengatakan tampaknya pemimpin Korea Utara ini memutuskan untuk tidak mengunjungi Rusia karena ia mungkin merasa tidak nyaman jika ia bertemu Presiden Xi Jinping di Moskow.
Meski demikian ada tanda-tanda ketegangan. Minggu ini Tiongkok mengatakan sedang menyelidiki pembunuhan tiga warga desa di kota perbatasan dimana para penjaga perbatasan Korea Utara dituduh menyeberang perbatasan untuk melakukan pencurian dan serangan-serangan. Ada pula tanda-tanda sebagian pejabat Tiongkok semakin cemas mengenai besarnya senjata nuklir Korea Utara.
Bulan lalu pakar nuklir Tiongkok mengatakan kepada pejabat Amerika, Korea Utara mungkin sudah memiliki 20 hulu ledak, lebih dari perkiraan pakar Amerika sebanyak 10-16 bom. Tiongkok juga yakin Korea Utara punya kemampuan untuk menggandakan senjatanya menjelang tahun depan.
Minggu ini badan intelijen Korea Selatan mengatakan yakin Kim Jong Un telah memerintahkan eksekusi 15 pejabat senior yang dianggap tidak setia. Hal itu menyebabkan spekulasi mengenai ketidak stabilan dalam elit yang berkuasa di Korea Utara.
Analis Korea Utara, Daniel Pinkston dari International Crisis Group menyanggah teori-teori bahwa kejadian-kejadian baru-baru ini menunjukkan ketidak stabilan rejim itu atau pertanda apapun bahwa Kim Jong Un kehilangan kendali kekuasaan.
Daniel Pinkston mengatakan pembatalan pada saat-saat terakhir sudah lumrah mengingat cara kerja protokol keamanan Korea Utara.
Setelah berbicara dengan orang-orang yang pernah bertemu Kim Jong Un, tentu saja protokol keamanan dan bagaimana mereka beroperasi sangat ketat di Korea Utara, komando pengawal yang bertanggung jawab atas keamanannya hanya mengkonfirmasi pada saat-saat terakhir.
Ia dan sejumlah analis lainnya berspekulasi bahwa pembicaraan dengan Rusia gagal entah mengenai protokol atau karena permintaan-permintaan yang ingin diberlakukan salah satu pihak kepada pihak lainnya.