Pemberi Layanan Pinjaman Mahasiswa AS Mundur

Mahasiswa berjalan di kampus Universitas Stanford di Santa Clara, California. (Foto: AP)

Di tengah kecaman terhadap operasinya, perusahaan Navient setuju untuk mengalihkan layanan pinjamannya ke perusahaan lain dan tengah menunggu persetujuan pemerintah AS.

Perusahaan kedua yang melayani utang mahasiswa telah meminta kepada pemerintah federal Amerika Serikat agar dibebaskan dari kontraknya.

Navient, yang berbasis di Wilmington, Delaware, bulan lalu mengumumkan telah menandatangani perjanjian untuk mengalihkan layanan utang mahasiswa ke perusahaan Maximus. Kesepakatan itu harus mendapat persetujuan dari kantor Bantuan Federal Mahasiswa, Departemen Pendidikan AS.

"Navient dan Maximus berkomitmen untuk bekerja sama dan percaya bahwa rencana ini memberikan pendekatan yang andal kepada pemerintah untuk mendukung keberhasilan peminjam dan memajukan visinya untuk layanan generasi berikutnya," kata Navient dalam siaran persnya. Perusahaan itu menyatakan bahwa mereka mengharapkan kesepakatan itu akan diselesaikan pada tahun anggaran yang baru.

Signage terlihat di kantor Navient di Wilmington, Delaware, AS, 9 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Andrew Kelly)

Kesepakatan itu dibuat tepat sebelum pembayaran utang mahasiswa dilanjutkan pada Januari 2022. Pemerintah federal menangguhkan pembayaran utang mahasiswa AS tahun lalu di tengah pandemi COVID-19. Perusahaan Navient melayani 6 juta peminjam.

Pada bulan Juli, Badan Bantuan Pendidikan Tinggi Pennsylvania, yang dikenal sebagai FedLoan dengan 8,5 juta peminjamnya, memberi tahu kantor Bantuan Federal Mahasiswa bahwa mereka tidak akan menerima perpanjangan kontrak layanan utang mahasiswa federal yang berusia 12 tahun "di luar apa yang diperlukan untuk memastikan transisi yang mulus bagi peminjam," katanya dalam siaran pers.

Senator AS Elizabeth Warren, seorang Demokrat dari Massachusetts, telah mencap manajemen utang mahasiswa Navient sebagai korup dan predator.

BACA JUGA: Senat AS Upayakan RUU Reformasi Utang Mahasiswa

Pada bulan April, pada sidang pertama Warren sebagai ketua Subkomite Kebijakan Ekonomi Perbankan, Perumahan dan Perkotaan, CEO Navient Jack Remondi membantah perusahaannya bersalah atas praktik tersebut.

Pinjaman mahasiswa telah menjadi isu politik yang panas di antara anggota Kongres dan politisi karena kaum progresif seperti Warren dan Senator Vermont Bernie Sanders - keduanya kandidat presiden dalam persaingan capres 2020 - merekomendasikan pengampunan utang mahasiswa. Pendukung pengampunan utang mahasiswa itu mengatakan akan membebaskan utang mahasiswa untuk membelanjakan uang itu pada barang-barang lain, seperti perumahan, yang akan berkontribusi pada ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Warren memperkenalkan resolusi itu pada Februari lalu yang akan memberikan pengampunan utang sebesar $50.000 kepada peminjam individu dan meminta Presiden Joe Biden untuk menggunakan tindakan eksekutif untuk mengimplementasikannya. Sejauh ini, Presiden Biden belum melakukannya.

BACA JUGA: Universitas-Universitas di AS Mulai Turunkan Biaya Kuliah

Para pengecam pengampunan utang, seperti para peminjam yang sudah melunasi utang mereka, berpendapat bahwa debitur utang mahasiswa harus melunasi dan memenuhi kewajiban keuangan mereka.

Utang mahasiswa rata-rata saat kelulusan untuk kelas 2021 diperkirakan mencapai $ 36.140 dan membawa tingkat bunga rata-rata 2,75%, menurut EducationData.org. Sebagai perbandingan, angkatan 2010 lulus dengan utang rata-rata $29.880 dengan tingkat bunga 6%. Secara kolektif dan nasional, utang mahasiswa AS telah mencapai hampir $1,7 triliun.

Sebagai perbandingan lebih jauh, rata-rata utang kredit mobil untuk kendaraan baru adalah $34.635, menurut Lending Tree, dengan tingkat bunga 9,46%.

Secara kolektif, utang kredit mobil telah mencapai hampir $1,4 triliun secara nasional. [my/jm]