Pemberontak pro-Rusia yang memerangi pasukan Ukraina dekat perbatasan Rusia berusaha mengubah persetujuan gencatan senjata baru, Minggu (16/2), dengan mengatakan persyaratan persetujuan gencatan senjata itu tidak berlaku di kota di mana sebagian besar pertempuran telah terjadi bulan ini.
Panglima pemberontak Eduard Basurin mengatakan kepada para wartawan bahwa pasukan separatis tidak akan mematuhi gencatan senjata di kota rel kereta api penting Delbaltseve, di mana ribuan orang pasukan Ukraina diyakini dikepung oleh pasukan pemberontak. Dalam komentarnya kepada Reuters, ia menyebut kota yang diperebutkan itu “wilayah kami.”
Basurin dikutip kantor berita Rusia Interfax mengatakan persetujuan gencata senjata itu “menetapkan penarikan senjata berat 48 jam setelah senjata api menjadi diam. Itulah yang akan menjadi pedoman kami,” katanya.
Dalam pernyataan Minggu malam, Sekjen PBB Ban Ki-moon menyambut baik permulaan gencatan senjata yang didasarkan pada syarat-syarat yang disepakati di ibukota Belarusia, Minsk. Tetapi, ia menyuarakan keprihatinan yang serius mengenai laporan pertempuran yang terus terjadi di daerah-daerah, termasuk Debaltseve, dan menyatakan lagi seruannya bagi semua pihak agar mematuhi gencatan senjata.
Di tempat lain di sepanjang garis depan yang memisahkan kedua pihak, para saksi dan pejabat dari kedua belah pihak Minggu melaporkan ketenangan yang relatif.