Seorang pemimpin kelompok gerilyawan Houthi-Syiah mengatakan tidak akan pernah menyerahkan pelabuhan utama, Hodeida, meskipun PBB berupaya memediasi perjanjian damai dengan pemerintah yang berkuasa.
Pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi “tidak kunjung berhasil merebut kembali pelabuhan itu dengan kekuatan (militer.red) dan mereka tidak akan berhasil merebutnya dengan trik apapun,” ujar Mohammed Ali Al Houthi kepada kantor berita Associated Press.
Houthi merujuk pada perjanjian gencatan senjata antara kelompok gerilyawan itu dan pemerintah Yaman, agar kedua pihak menarik mundur pasukan dari pelabuhan Hodeida dan dua pelabuhan lain yang lebih kecil.
Tetapi siapa yang sebenarnya mengendalikan kota itu masih belum jelas. Kedua pihak menuduh satu sama lain telah melanggar perjanjian gencatan senjata itu dan sama-sama segan menarik pasukan mereka.
Utusan Khusus PBB Untuk Yaman Martin Griffiths, Selasa (19/3), mengatakan “kemajuan signifikan” telah dibuat untuk menarik mundur pasukan tersebut. Namun ia tidak memberi rincian lebih lanjut. [em]