Presiden Rusia Vladimir Putin menerima pemimpin China Xi Jinping untuk hari kedua pembicaraan, Selasa (21/3), setelah Putin menyambut baik rencana perdamaian Beijing bagi penyelesaian perang Rusia melawan Ukraina serta memberi isyarat kepada para pemimpin Barat mengenai apa yang mereka sebut sebagai persahabatan “tak terbatas.”
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, pertemuan hari Selasa ini akan mencakup berbagai subjek dan beberapa pejabat dari kedua negara.
Dalam pidato pembukaan sebelum pertemuan tertutup hari Senin, Putin mengatakan Rusia “sedikit iri” dengan perkembangan pesat China dalam beberapa dekade ini yang telah mendorongnya menjadi ekonomi terbesar kedua dunia setelah AS.
Kantor berita Rusia kemudian melaporkan bahwa kedua pemimpin berbicara hampir 4,5 jam sebelum rehat untuk makan malam, di mana Peskov mengatakan, Putin kemungkinan besar akan memberi Xi “penjelasan rinci” mengenai tindakan Moskow di Ukraina.
Putin pada Senin mengatakan ia menghormati rencana perdamaian Beijing.
Tetapi proposal China hanya berpeluang kecil untuk dilaksanakan sesuai yang diusulkan karena tidak memenuhi tuntutan kunci dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy – yaitu Rusia mundur dari Ukraina untuk menghormati perbatasan yang diakui secara internasional, termasuk Semenanjung Krimea yang dianeksasi secara ilegal oleh Moskow pada tahun 2014 dan kawasan timur Ukraina yang diinvasi pasukan Rusia pada Februari tahun lalu.
Lawatan tiga hari pemimpin China itu ke Moskow menunjukkan kepada umum kemitraan Xi dan Putin dalam menentang apa yang mereka lihat sebagai dominasi Amerika terhadap urusan global. Aliansi mereka yang kian berkembang juga memfasilitasi berbagai kesepakatan ekonomi. Di antaranya pengiriman minyak dan gas bumi Rusia ke China sewaktu AS dan sekutu-sekutu Baratnya memberlakukan sanksi yang meluas untuk mengekang transaksi bisnis asing Rusia sebagai pembalasan atas invasinya terhadap Ukraina.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada wartawan di Washington hari Senin bahwa proposal bagi Ukraina yang memungkinkan pasukan Rusia tetap berada di negara itu hanya akan membuat Moskow menggalang kembali kekuatan untuk melanjutkan ofensifnya.
BACA JUGA: Gembar-gemborkan Persahabatan dan Perdamaian, Presiden China Bawa Misi Diplomatik ke Rusia“Menyerukan gencatan senjata yang tidak mencakup pemindahan pasukan Rusia dari teritori Ukraina praktis akan mendukung ratifikasi penaklukan oleh Rusia,” ujarnya.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby meminta Xi “agar menekan Presiden Putin secara langsung mengenai kebutuhan untuk menghormati kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.”
Menjelang lawatan Xi, dalam artikel yang diterbitkan di surat kabar China People's Daily, Putin menggambarkan lawatan itu sebagai “peristiwa penting” yang “menegaskan sifat istimewa dari kemitraan Rusia-China.” [uh/ab]