Pembicaraan hari Selasa (28/1) berakhir lebih awal guna memberi pemerintah Suriah kesempatan untuk membuat proposal tentang masa depan negara itu.
Delegasi oposisi mengatakan sesi Selasa (28/1) sore untuk pembicaraan perdamaian Suriah dibatalkan karena perbedaan yang signifikan mengenai pembentukan pemerintah transisi.
Anggota tim negosiasi Koalisi Nasional Suriah mengatakan pembicaraan berakhir lebih awal dari jadwal, guna memberi pemerintah Suriah kesempatan untuk membuat proposal tentang masa depan negara itu dalam konteks komunike Jenewa 2012.
Dokumen itu adalah dasar pembicaraan saat ini di Jenewa dan menyerukan beberapa langkah untuk mengakhiri krisis di Suriah, termasuk menciptakan pemerintahan transisi yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Pemberontak yang berperang melawan Presiden Bashar al-Assad bersikeras ia harus menanggalkan kekuasaan, sementara pemerintah Suriah mengatakan peran Assad tidak akan diperdebatkan dalam konferensi itu.
Pada hari Senin, pemerintah mengajukan kertas kerja terkait masa depan Suriah, yang ditolak oposisi karena terfokus pada perlunya memerangi terorisme serta menghentikan pendanaan dan mempersenjatai pemberontak.
Dalam perkembangan lain Selasa, juru bicara oposisi mengatakan Koalisi Nasional Suriah bersedia membuka tiga desa pro-pemerintah di bagian utara negara itu sebagai bagian dari perjanjian yang lebih luas untuk membebaskan kota-kota yang terkepung di kedua sisi.
Louay al-Safi mengatakan pejuang Tentara Pembebasan Suriah sepakat untuk mengurangi tekanan pada desa-desa Muslim Syiah Nubl, al- Zahra dan al-Foua. Namun dia mengatakan pemerintah Assad belum menyetujui untuk mencabut kepungan terhadap kota tua Homs yang dikuasai pemberontak, yang dianggap penting untuk tercapainya suatu kesepakatan.
Anggota tim negosiasi Koalisi Nasional Suriah mengatakan pembicaraan berakhir lebih awal dari jadwal, guna memberi pemerintah Suriah kesempatan untuk membuat proposal tentang masa depan negara itu dalam konteks komunike Jenewa 2012.
Dokumen itu adalah dasar pembicaraan saat ini di Jenewa dan menyerukan beberapa langkah untuk mengakhiri krisis di Suriah, termasuk menciptakan pemerintahan transisi yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Pemberontak yang berperang melawan Presiden Bashar al-Assad bersikeras ia harus menanggalkan kekuasaan, sementara pemerintah Suriah mengatakan peran Assad tidak akan diperdebatkan dalam konferensi itu.
Pada hari Senin, pemerintah mengajukan kertas kerja terkait masa depan Suriah, yang ditolak oposisi karena terfokus pada perlunya memerangi terorisme serta menghentikan pendanaan dan mempersenjatai pemberontak.
Dalam perkembangan lain Selasa, juru bicara oposisi mengatakan Koalisi Nasional Suriah bersedia membuka tiga desa pro-pemerintah di bagian utara negara itu sebagai bagian dari perjanjian yang lebih luas untuk membebaskan kota-kota yang terkepung di kedua sisi.
Louay al-Safi mengatakan pejuang Tentara Pembebasan Suriah sepakat untuk mengurangi tekanan pada desa-desa Muslim Syiah Nubl, al- Zahra dan al-Foua. Namun dia mengatakan pemerintah Assad belum menyetujui untuk mencabut kepungan terhadap kota tua Homs yang dikuasai pemberontak, yang dianggap penting untuk tercapainya suatu kesepakatan.