Pembobolan Penjara Terjadi Lagi di Haiti, Sejumlah Narapidana Kabur

Sel-sel tahanan yang kosong di lapas National Penitentiary menyusul bentrokan yang berujung pembobolan penjara di Port-au-Prince, Haiti, 3 Maret 2024. Kaburnya para tahanan juga terjadi di penjara Kota Saint-Marc pada Jumat, 16 Agustus 2024. (Foto: Ralp Tedy Erol/Reuters)

Sejumpah pejabat mengatakan para narapidana di sebuah penjara di kota pesisir tengah, Saint-Marc, kabur dari penjara itu pada Jumat (16/8).

Koran Miami Herald melaporkan bahwa para pebisnis di kota tersebut, yang terletak di utara ibu kota Port-au-Prince, telah meminta bantuan polisi selama beberapa hari, dengan alasan meningkatnya masalah kekerasan geng.

Le Nouvelliste, surat kabar lokal, melaporkan bahwa ketika pembobolan penjara terjadi, para petugas serang mogok kerja untuk menuntut kondisi kerja yang lebih baik. Surat kabar tersebut mengatakan bahwa komisaris pemerintah, Vension Francois, khawatir para penjaga penjara mungkin akan memberontak, tetapi tidak memberi keterangan lebih lanjut.

BACA JUGA: Haiti Peringati Tiga Tahun Pembunuhan Presiden Moise

Polisi di Saint-Marc mengeluarkan pengumuman yang memberi tahu masyarakat tentang pembobolan penjara tersebut. Pengumuman tersebut juga meminta masyarakat melaporkan kepada polisi jika ada orang mencurigakan yang mungkin merupakan tahanan yang melarikan diri.

Video pembobolan penjara yang belum diverifikasi dan diunggah ke media sosial menunjukkan orang-orang memanjat tembok di tengah api, asap, dan ledakan keras.

Belum jelas berapa banyak tahanan yang melarikan diri. Juga tidak diketahui apakah pelarian tersebut disebabkan oleh penggerebekan geng, kurangnya keamanan dalam negeri, atau alasan lain, kata para pejabat.

Kota-kota Haiti dibekap kekerasan geng, meskipun telah mengerahkan setidaknya 400 petugas polisi Kenya yang telah ditunjuk untuk memimpin misi keamanan multinasional untuk memerangi geng-geng tersebut. Geng-geng bersenjata tidak terpengaruh oleh pelanggaran hukum yang dilakukan oleh masyarakat Kenya dan terus melakukan pergolakan.

BACA JUGA: Ratusan Polisi Kenya yang Didukung PBB Tiba di Haiti untuk Atasi Kekerasan Geng

Aktivis hak-hak asasi manusia Marie Yolene Gilles, yang memantau dengan cermat para tahanan Haiti, mengatakan kepada Herald bahwa dia tidak terkejut dengan kaburnya para narapidana tersebut.

“Ketika satu penjara dibobol, penjara lainnya pun dibobol; ini seperti efek domino,” katanya. Gilles mengatakan penjara tersebut menampung sekitar 500 narapidana itu per Juli.

Pembobolan penjara pada Jumat adalah yang ketiga dalam beberapa bulan terakhir. Pada Maret, geng-geng menyerbu dua penjara terbesar di negara itu – Lembaga Pemasyarakatan Nasional dan Croix-des-Bouquets. Lebih dari 4.000 tahanan melarikan diri dalam penggerebekan tersebut, termasuk narapidana yang didakwa dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise pada 2021. [ft]

Beberapa informasi untuk laporan ini berasal dari The Associated Press dan Reuters.